DBD di Sumsel Mereda, Tercatat 65 Kasus Hingga Medio Februari 2022

Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab DBD. (Net/rmolsumsel.id)
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti pembawa virus dengue penyebab DBD. (Net/rmolsumsel.id)

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan pada bulan Februari 2022 menurun dibandingkan bulan Januari.


Hingga 18 Februari tercatat ada 65 kasus. Sementara selama bulan Januari, kasus DBD menjangkiti 329 orang.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumsel, Muyono mengatakan, hal ini disebabkan adanya perubahan kondisi cuaca yang terjadi di Indonesia khususnya Sumsel.

“Karena pada Januari lalu kondisi hujan dan banjir yang terjadi cukup sering. Sehingga akan menyebabkan Nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di sekitar tempat yang lembab dan ada genangan,” katanya, Senin (28/2).

Muyono mengatakan, dari sejumlah kasus DBD yang terjadi di Sumsel tersebut, terdapat lima kematian yang tersebar di tiga daerah.

“Untuk kasus meninggal dari Palembang dan Banyuasin masing-masing dua orang dan Empat Lawang satu orang,” terangnya.

Disampaikan pula oleh Muyono, distribusi DBD di Sumsel tahun 2021 banyak dialami oleh kelompok usia balita dan remaja sebesar 44 persen, kemudian disusul kelompok usia remaja dan dewasa sebanyak 34 persen.

“Sedangkan distribusi DBD menurut jenis kelamin paling banyak dialami oleh laki-laki sebesar 51 persen,” tuturnya.

Untuk diketahui, total kasus DBD di Sumsel pada tahun 2022 baru tercatat ada 433 orang. Dengan rincian Palembang sebanyak 98 kasus, Banyuasin 60 kasus, OKU Timur 52 kasus, Ogan Ilir 37 kasus, Lubuklinggau 35 kasus, Muba 30 kasus, Muara Enim 26 kasus, Lahat 20 kasus, Prabumulih 19 kasus, OKI 17 kasus, OKU Selatan 12 kasus, Empat Lawang 9 kasus, OKU 7 kasus, Mura 7 kasus, PALI 5 kasus, Muratara 3 kasus, dan Pagar Alam 0 kasus.