Empat Warga Meninggal Akibat DBD, Dinkes Banyuasin Gencarkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banyuasin kian mengkhawatirkan. Data hingga bulan Januari, sudah empat orang meninggal dunia dari 74 kasus DBD yang menyerang warga. 


Dari 74 kasus itu terbanyak di Kecamatan Talang Kelapa yaitu 59 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Sedangkan pada Tahun 2022 lalu berdasarkan data dinas kesehatan Banyuasin ada 220 kasus dengan dua orang meninggal dunia. Lalu, di tahun 2023 lalu sebanyak 154 kasus dengan satu orang meninggal dunia.

Terkait hal itu, Dinas Kesehatan Banyuasin terus mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut. 

"Karena dengan tingginya curah hujan saat ini, mengakibatkan kasus DBD di Banyuasin," kata Rini Pratiwi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin. 

Dinkes Banyuasin telah melakukan berbagai upaya antisipasi pencegahan melalui gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang tempat penampungan air, menaburkan larvasida, pemeriksaan jentik berkala serta menggalakkan gerakan 1 rumah 1 jumantik.

"Diharapkan dengan hal hal tersebut, dapat mencegah penyebaran penyakit DBD di Banyuasin," terangnya. 

Selanjutnya pelaksanaan fogging/pengasapan, kemudian Rumah Sakit memiliki ruangan tempat tidur untuk antisipasi peningkatan kasus DBD.

Melakukan penyuluhan, dan menyebarluaskan informasi dan edukasi tentang pencegahan dan pengendalian DBD baik secara langsung atau tidak langsung melalui media promosi seperti leaflet, brosur, spanduk, dan sosial media.

Kemudian ia juga menyampaikan kepada masyarakat, jika sampai menemukan atau mendapatkan warga dengan keluhan demam disertai tanda-tanda perdarahan agar segera mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.