Manambang Muara Enim Ikut Rasakan Duka Keluarga Korban Fatality

Jajaran PT MME diwakili August dan Dedi Kurniawan  saat mendatangi kediaman korban fatality, Arifin. (ist/rmolsumsel.id)
Jajaran PT MME diwakili August dan Dedi Kurniawan saat mendatangi kediaman korban fatality, Arifin. (ist/rmolsumsel.id)

Investigasi fatality di wilayah tambang PT Manambang Muara Enim (MME) beberapa waktu lalu telah diselesaikan inspektur tambang. Hasilnya, sejumlah rekomendasi harus dilakukan perusahaan sebagai evaluasi, agar kejadian serupa tidak terulang.


Operasional perusahaan saat ini juga telah dimulai kembali, seperti yang disampaikan CSR dan External Relations PT MME, Dedi Kurniawan kepada Kantor Berita RMOLSumsel. "Betul, sudah berjalan lagi, seiring dengan upaya kami untuk meningkatkan pengawasan dan menjalankan rekomendasi Inspektur Tambang (IT)," ungkap Dedi.

Perusahaan juga berupaya maksimal untuk menunjukkan komitmen good mining practice kedepan, sehingga berbagai permasalahan terkait aktivitas pertambangan bisa diminimalisir. Tak terlepas dari kejadian tersebut, Dedi mengatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas insiden yang terjadi di areal tambangnya.

PT MME diketahui tidak secara langsung berkaitan dengan kejadian fatality itu, seperti yang telah diulas sebelumnya. (Baca: https://www.rmolsumsel.id/ulima-nitra-lakukan-maladministrasi-dan-malprosedur-dalam-fatality-manambang-muara-enim)

Namun dikatakan Dedi bahwa PT MME tetap ikut merasakan duka yang dialami oleh keluarga korban tewas, yakni Arifin dan Muhammad Yusuf yang jatuh dari tower repeater pada Rabu (14/4) lalu.

Sebagai bukti, Dedi bersama rekannya August yang mewakili PT MME datang menyampaikan tali asih kepada dua keluarga korban yang beralamat di kawasan Kecamatan Sako, Palembang itu, pada Senin (25/4).

"Kita tidak bisa memutar waktu dan kita tidak bisa menghindari takdir. Namun kami mencoba hadir untuk meringankan duka keluarga," ujar Dedi.

Dimulai dari menyambangi rumah keluarga Arifin yang meninggalkan seorang istri dan tiga orang anaknya di Palembang, Dedi dan August terenyuh. Apalagi saat Dina Yuliana, istri Arifin mengatakan kalau anak bungsu mereka Zahira yang masih balita masih sering menanyakan kenapa ayahnya tak kunjung pulang.

"Kami menyadari kesalahan kami, kami tidak menghindari kalau disebut terjadi di wilayah kami. Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, dalam rapat bersama DPRD Sumsel beberapa waktu lalu, kami akan bertanggung jawab," jelas Dedi. Namun sebelum mendatangi keluarga korban, Dedi juga pernah menyebut jika perusahaan akan terlebih dahulu menunggu investigasi atas fatality itu diselesaikan.

Setelah rumah Arifin, perwakilan PT MME juga menemui Daryani istri Muhammad Yusuf yang juga meninggalkan tiga orang anak. Yang lebih mengejutkan, Daryani mengaku tidak tahu kalau suaminya itu akan melakukan pengerjaan pembongkaran tower di lokasi kejadian.

"Dia pergi sekitar pukul 02.00 WIB dini hari (dari Palembang-Muara Enim), katanya Maghrib nanti pulang, tapi ternyata pulangnya begitu (dalam kondisi meninggal)," isak Daryani didampingi kerabatnya Marni.

Kini tak ada yang bisa dilakukan selain mengikhlaskan kepergian kedua korban, oleh sebab itu Daryani berterima kasih kepada pihak yang ikut berbelasungkawa termasuk PT MME yang sejatinya ikut terseret dalam kejadian ini.

Jajaran PT MME bersama perwakilan Kantor Berita RMOL Sumsel usai menyambangi keluarga korban. (ist/rmolsumsel.id)

Daryani juga berterima kasih kepada Kantor Berita RMOLSumsel, yang mengawal cerita fatality ini hingga didengar oleh banyak orang termasuk Komisi IV DPRD Sumsel yang kemudian ikut merekomendasikan semua pihak terkait untuk bertanggung jawab.

Apalagi, kata Daryani setelah ramai diberitakan, semua pihak mencurahkan perhatian kepadanya dan masa depan anaknya yang masih kecil sepeninggal korban. "Awalnya kami tidak tahu kapan perusahaan akan datang (bertanggung jawab), tapi kemudian ramai diberitakan dan banyak yang memperhatikan. Kami berterima kasih sekali," ungkapnya.