Vaksinasi Covid-19 di Sumsel Lambat, Dinkes Sumsel Sebut Ada Keterlambatan Input Data

Gubernur Sumsel, Herman Deru. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)
Gubernur Sumsel, Herman Deru. (Mita Rosnita/rmolsumsel.id)

Capaian vaksinasi Covid-19 di Sumsel hingga kini masih lambat. Tercatat, hingga 13 Desember realisasinya menyentuh 61,28 persen.


Berdasarkan data Kemenkes, realisasi vaksinasi Covid-19 di Sumsel yakni baru 3.901.084 dari target sasaran mencapai 6.303.096 sasaran untuk vaksinasi pertama. Sedangkan, untuk vaksinasi kedua yakni 37,07 persen atau sekitar 2.336.808 sasaran. 

Gubernur Sumsel, Herman Deru mengakui hal tersebut. Dia mengatakan saat ini Sumsel masih berada di peringkat 25 capaian vaksinasi di Indonesia. Karena itu, dia menegaskan ini perlu digenjot agar tidak ketinggalan dengan daerah lainnya di seluruh Indonesia.

"Artinya ini masih kurang speed. Untuk bisa merealisasikan ini kita harus lepas kopling tekan gas agar target tercapai," katanya, Senin (13/12).

Saat ini, pihaknya menargetkan hingga akhir tahun mampu mencapai target 70 persen. Menurutnya, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan strategi yang berbeda di setiap wilayah. Mengingat, ada beberapa daerah yang memang terasa sulit untuk dijangkau seperti daerah pegunungan atau daerah yang akses jalannya terbatas.

"Ini menjadi tanggungjawab kepala daerah masing-masing agar pencapaian target 70 persen ini dapat terealisasi," terangnya. 

Dia menyadari yang menjadi kendala bukan hanya minimnya antusias, tetapi akses fasilitas kesehatan yang sulit untuk dijangkau. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat melapor jika memang terjadi kondisi seperti hal tersebut sehingga seluruh sektoral di setiap daerah dapat hadir.

Menurut Herman Deru, vaksinasi ini sangat penting mengingat selama ini kasus meninggal dunia akibat Covid-19, kebanyakan masyarakat yang belum melakukan vaksinasi. "Kami juga meminta Dinkes agar memperhatikan bahwa masyarakat banyak yang menunda vaksinasi dosis kedua. Ini tidak boleh diabaikan juga," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Sumsel menerangkan, lambatnya vaksinasi ini disebabkan beberapa kendala diantaranya; keterlambatan input data yang mempengaruhi terhambatnya droping vaksin ke Sumsel. Karena itu, dia menegaskan bagi yang sudah dilakukan vaksin agar secepatnya diinput datanya sebab pusat tidak akan memberikan droping kalau data belum divaksin itu masih banyak. 

"Realokasi vaksini ini dapat dilakukan tapi lebih ke per dalam wilayah dulu dengan melihat segmen mana yang masih kekurangan vaksin, karena vaksin inikan untuk TNI,Polri, ASN dan kelompok masyarakat lainnya. dan apabila ini sudah terpenuhi semua baru nantinya akan disalurkan antar daerah atau bahkan antar provinsi,” katanya.

Di akhir tahun 2021 ini, pihaknya menargetkan realisasi vaksinasi di Sumsel mencapai 70 persen sehingga dapat mewujudkan Herd Immunity atau kekebalan massal. Untuk mencapai target ini tentu harus ada stressing dan inovasi yang harus dilakukan. 

Dia menyebutkan saat ini pihaknya juga telah menambah vaksinator sehingga total vaksinator di Sumsel sebanyak 4.500 orang lebih. Sedangkan, untuk stok vaksin hingga saat ini pihaknya selalu menerima hampir 1,5 juta vaksin perbulannya.

"Saat ini Sumsel masih membutuhkan dosis vaksin sebanyak 9 juta untuk disalurkan ke masyarakat dari berbagai segmen," pungkasnya.