Kikis Kesenjangan Digital, BAKTI Kominfo Bakal Bangun 5.204 BTS 4G di Pulau Papua

ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna internet aktif terbanyak di dunia. Data 2019-2020, jumlah pengguna internet aktif mencapai 196,71 juta jiwa atau sekitar 73,7 persen dari total penduduk sebanyak 266,91 juta jiwa.


Hanya saja, jumlah tersebut sebagian besar dikuasai penduduk yang tinggal di dua pulau besar. Yakni Jawa dan Sumatera. Dimana tingkat penetrasi internet di Pulau Jawa mencapai 41,7 persen dan Sumatera 16,2 persen. Sisanya tersebar di pulau lainnya seperti Kalimantan 4,6 persen, Sulawesi 5,1 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,9 persen, serta  Maluku dan Papua yang hanya 2,2 saja.

Kondisi itu juga menempatkan Indonesia pada ranking ke-111 dari 176 negara di dunia berdasarkan ICT Development Index. Posisi Indonesia masih kalah dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Brunei dan Malaysia.

Sebab, berdasarkan studi dari Boston Consulting Group (BCG) tahun 2017, ada sekitar 150.000 lokasi fasilitas publik seperti layanan pendidikan, kesehatan, kantor pemerintahan, markas pertahanan dan keamanan, pariwisata dan lain sebagainya yang masih belum terlayani internet.

Pemerintah berupaya mengikis kesenjangan digital tersebut. Salah satunya dengan mengeluarkan Inpres No.9 tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraaan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menggarap program konektivitas digital, khususnya di wilayah 3T (terdepan, teluar, tertinggal).

Kadiv Infrastruktur Lastmile Backhaul BAKTI, Feriandi Mirza, mengatakan pembangunan jaringan di Pulau Papua akan terfokus pada back bone Palapa Ring Timur, BTS 4G, dan akses internet. Kedepannya juga akan dilouncurkan satelit multifungsi SATRIA dan solusi ekosistem digital untuk pengembangan SDM setempat.   

Palapa Ring Timur yang dibangun sepanjang 7003 km mengusung teknologi radio microwave untuk wilayah pegunungan dan fiber optic di darat dan laut. “Jaringan backbone ini sangat cocok dengan kondisi alam Pulau Papua yang memiliki beragam luas daratan dan pegunungan tinggi,” kata Feriandi dalam Webinar yang digelar BAKTI Kominfo, Rabu (8/12).

Palapa Ring telah melalui 41 kota/kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat. Keberadaan base transceiver station (BTS) juga akan diperbanyak. Saat ini jumlah BTS di pulau Papua sebanyak 457 unit. Kedepannya, BAKTI akan membangun 5.204 BTS 4G di kedua provinsi ini selama kurun waktu 2021—2022 yang terbagi dalam 3 paket pembangunan.

“Targetnya satu desa satu BTS,” ucapnya.

Harapannya, ini menjadi trigger yang dapat menarik operator untuk membangun BTS tambahan di wilayah tersebut. “Walaupun keberadaan BTS di satu desa sendiri nantinya kurang mencakup seluruh wilayah karena sebaran penduduknya yang cukup berjauhan. Tetapi, paling tidak ketersediaan akses internet sudah bisa dirasakan masyarakat,” bebernya.

Internet Sudah Jadi Kebutuhan Dasar di Papua

Di Papua, internet duluya hanya dianggap sebuah hiburan. Namun perlahan, masyarakat telah menjadikan internet sebagai kebutuhan utama. Sebab, masyarakat kerap melakukan protes keras apabila jaringan internet di wilayahnya ngadat. Padahal, dulunya masyarakat cuek saja apabila jaringan internet terganggu.

“Kalau ada gangguan, kantor saya langsung didatangi masyarakat. Mereka protes kenapa jaringannya putus atau gangguan,” kata Kepala Dinas Kominfo Papua, Jeri Agus Yudianto.

Jeri sendiri telah tinggal lebih dari 20 tahun di Papua. Sehingga, dia melihat langsung perubahan gaya hidup masyarakat setelah internet mulai masuk. Komunitas influencer, gamer serta konten kreator sudah banyak bermunculan.

“Sepertinya internet ini sudah jadi kebutuhan utama,” bebernya.

Menurutnya, pembangunan jaringan internet di Papua tentu memiliki sejumlah tantangan. Terutama dari sisi demografis dimana sebagian besar wilayah Papua merupakan pegunungan dan hutan belantara.

“Butuh komitmen dan kerja ekstra yang harus dilakukan bersama antara pemerintah pusat, yang diwakili oleh BAKTI Kominfo, dan pemerintah daerah,” ungkapnya.

Internet juga diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat Papua. Melalui pengenalan berbagai produk UMKM di internet. “Harapannya jaringan internet di Papua bisa sama dengan provinsi lain di Indonesia melalui berbagai program yang dilaksanakan BAKTI Kominfo,” tandasnya.