Dari Menteri Hingga Ketua KPK Bakal Resmikan Perbaikan Jembatan di Desa Lontar

Kondisi jembatan gantung di Desa Lontar yang putus akibat diterjang banjir bandang pada Oktober dan kini telah diperbaiki dan akan diresmikan. (Istimewa/rmolsumsel.id)
Kondisi jembatan gantung di Desa Lontar yang putus akibat diterjang banjir bandang pada Oktober dan kini telah diperbaiki dan akan diresmikan. (Istimewa/rmolsumsel.id)

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) pada Oktober 2021 mengakibat beberapa jembatan rusak dan putus. Salah satunya Jembatan Gantung di Desa Lontar, Kecamatan Muara Jaya.


Kini, jembatan itu telah diperbaiki dan direncanakan bakal diresmikan langsung oleh Gubernur Sumsel, Herman Deru bersama Menteri hingga Ketua KPK, Firli Bahuri, Minggu besok (27/2). Meski demikian, belum dapat dipastikan kedatangan para menteri hingga Ketua KPK ini.

Peresmian tersebut dibenarkan salah satu pegawai di Pemprov Sumsel. Hanya saja, untuk kehadiran para Menteri dan Ketua KPK ini masih tentatif. 

"Ya benar, besok peresmian jembatan di OKU," katanya, Sabtu (26/2).

Ketua KPK Pulang Kampung

Desa Lontar, Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten OKU, Sumsel merupakan kampung kelahiran Ketua KPK, Firli Bahuri. Bahkan, pria kelahiran 8 November 1963 ini, mengenyam pendidikan di SD Lontar Muara Jaya, OKU pada tahun 1975 dan SMP Bhakti Pengandonan, OKU pada tahun 1979. Jembatan gantung yang putus pada 17 Oktober 2021 lalu, merupakan jalan alternatif terdekat menuju rumah ketua KPK RI ini. Tak hanya itu, jembatan tersebut biasa dilintasi oleh Mantan Kapolda Sumsel Firli Bahuri saat mudik ke kampung halamannya.

Putusnya jembatan gantung tersebut terjadi pada Minggu malam, 17 Oktober 2021 lalu akibat diterjang oleh banjir bandang. Berdasarkan data BPBD Sumsel, tak hanya menyebabkan jembatan putus, banjir bandang ini juga merendam 140 unit rumah warga di tiga desa yakni Desa Lubuk Tupak, Desa Muara Saeh dan Desa Lontar. Akibatnya, sekitar 560 warga terkena dampak banjir dan 110 diantaranya harus mengungsi. Banjir bandang ini juga menyebabkan beberapa fasilitas umum seperti balai desa, masjid dan jalan umum terendam air dengan ketinggian 1-1,5 meter.