22 Ribu MBR Bakal Dapat Bantuan Pembiayaan Perumahan

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

Sebanyak 22 ribu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) khususnya non fix income atau berpenghasilan tidak tetap memiliki peluang untuk menikmati program bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT).


Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Sumsel, Basyaruddin Akhmad, Jumat (22/4)

"Pada program ini ada bantuan subsidi sebesar Rp40 juta kepada mereka yang dianggap layak menerimanya. Untuk di Sumsel sendiri sudah terealisasi akad kredit untuk penerimanya, dua orang pembersih sungai dan dua tenaga honorer," katanya.

Dikatakannya dalam akad kredit itu, masyarakat yang non fix income ini sangat sulit mendapatkan kredit rumah jika tak didorong semua pihak. Sehingga dengan adanya program tersebut masyarakat dapat terbantu dan tidak terbebani lagi.

"Kalau fix income jelas, dia punya SK, mudah dapat rumah. Nah, kalau pemulung, buruh harian lepas, tukang dan sebagainya yang termasuk non fix income ini membutuhkan proses panjang," ungkapnya. 

Sedangkan terkait dengan jaminan yang akan diajukan sebagai salah satu syarat, saat ini komunitas pembersih sungai sudah terbentuk, Bagi pekerja dibidang tersebut, komunitas ini yang menjadi jaminan bahwa pembeli rumah mampu mengangsur rumah yang dibelinya," bebernya.

Lalu dia juga memastikan bahwa pihak penjamin dalam program ini turut melibatkan koperasi dan Jamkrida sebagai avalist, "saat ini sudah ada ttitk temu, terlebih BTN sudah melakukan perjanjian kerjasama dengan developer untuk pembangunan green and affordable housing di Gandus. Kita juga ingin ada kolaborasi antara BTN, BSB dan BNI," Sambungnya.

Dari sebanyak penyediaan program tersebut Kota Palembang diketahui memiliki sebanyak 200 rumah yang diperuntukkan bagi MBR non fix income, kemudian di Lubuk Linggai 200 unit dan Mura 200 unit.

"Ini untuk tahap awal, mudah-mudahan tercapai 1.000 unit karena kuotanya sangat banyak. Kita persilakan juga Palembang mau ambil berapa, termasuk daerah lain," katanya. 

Ia menambahkan, dalam pelaksanaannya diharapkan ada pengelompokan nilai angsuran yang kemudian dilakukan pembangunan rumahnya. Misal mereka mampu mencicil Rp400 ribuan baru buat rumahnya, ini untuk tipe 21. Kemudian Rp700 ribu atau Rp1 juta untuk tipe 36

"Kita sudah punya bank datanya, pemulung, pembersih sungai, jalan, buruh, tukang dan lain-lain yang mengajukan sudah ribuan. Saat ini sedang proses verifikasi oleh bank dan BI," pungkasnya.