Pengacara Hotman Paris Hutapea mempertanyakan keputusan Menkum HAM Yassona Laoly terkait asimiliasi narapidana (napi) di tengah pandemi COVID-19.
- Melintas di Jalinsum, Pedagang di Muratara Ini Ditangkap Bawa Sabu
- Mardani Maming Mangkir Lagi, Siap-siap KPK Bakal Jemput Paksa
- Firli Bahuri dan Tiga Pegawai KPK Diperiksa Bareskrim Polri
Baca Juga
Sebab, masyarakat mulai resah dan panik lantaran heboh di media sosial mengabarkan narapidana yang keluar karena asimilasi akan melakukan perampokan dan pembegalan.
Seharusnya, kata Hotman Paris, para narapidana tersebut cukup dikarantina di tahanan tanpa ada yang menjenguk.
Hal tersebut disampaikan pengacara nyentrik itu melalui unggahan video di akun Instagram miliknya.
“Bapak menteri yang terhormat, kenapa mereka harus dikeluarkan? Kenapa mereka tidak di-lock selama tiga bulan, tidak boleh dikunjungi,” kata Hotman.
Pria yang karib disapa Bang Hotman itu menyamakan apa yang tengah dijalaninya saat ini.
“Sudah satu setengah bulan saya di-lock di rumah, mungkin sampai tiga bulan tidak bisa meninggalkan rumah. Sama kan?” ujar Hotman Paris.
Bang Hotman juga menyayangkapan keputusan pemerintah tersebut. Sebab, negara mengalami kerugian saat kembali menghukum narapidana tersebut.
“Bayangkan berapa biaya negara yang habis waktu penyidikan, penuntutan, dan pengadilan,” ungkap Hotman.
Kemudian, berapa banyak korban mereka dan sekarang masyarakat resah,” sambung Hotman.
Ia bahkan menyindir Menteri Yasonna untuk lebih berpikir dan membuat keputusan.
“Pak menteri,” pungkas Hotman Paris sambil menunjuk dahinya.
- Tukang Service Elektronik dan Penarik Bentor di Palembang Kompak Curi Besi Reklame
- Kapolda Sumsel Janji Berantas Mafia Tambang Ilegal, Ketua DPW PGK :Faktanya di Lapangan yang Dibekingi Aparat Masih Berlangsung
- Inspektorat Daerah Didorong Jadi Navigator Pencegahan Korupsi