Serapan Vaksinasi Lansia Masih Minim, Ini Penyebabnya

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Sumatera Selatan Tanggap Covid-19 mencatat, partisipasi lansia dalam mengikuti vaksinasi masih sangat rendah. Hal ini, berdampak kurang optimalnya distribusi atau serapan vaksin, terhadap masyarakat dengan rentang usia 60 hingga 65 tahun tersebut.


Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS Sumatera Selatan jumlah lansia hingga tahun 2020 lalu yakni sebanyak 780.492 jiwa, dengan rincian 146.851 laki-laki dan 142.354 perempuan pada usia 60-64 tahun. Ditambah 219.306 laki-laki dan 232.381 perempuan pada kelompok usia 65 tahun.

Meskipun persentase jumlah penduduk lansia menurut provinsi, tipe daerah dan jenis kelamin per tahun 2020 di Sumsel telah mencapai angka 8,30 persen, dan data demografi penduduk lanjut usia di Sumsel mengalami peningkatan dalam rentang waktu 1 dekade terakhir, yakni dari angka 6,24 persen berdasarkan hasil SP 2010.

Berdasarkan data lain, lansia yang mengalami keluhan kesehatan di bulan Februari 2020 ada sebanyak 81,44 persen. Hal ini memperlihatkan meskipun jumlah lansia naik namun kesehatan bagi lansia perlu menjadi perhatian khususnya saat masa pandemi global seperti saat ini.

Kendati demikian, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (PPA) Dinkes Sumsel, Ferry Yanuar menyebutkan bahwa hingga Oktober 2021 lalu, penyaluran vaksinasi lansia baru terealisasi sebanyak 146.066 pada dosis pertama dan 98.266 pada dosis kedua.

“Apabila dibandingkan dengan sasaran sebesar 597.071 maka data ini tentunya mengalami ketimpangan,” kata Yanuar saat dihubungi. 

sebagai gambaran secara eksplisit, maka penulis merangkum data pada bulan Oktober melalui aplikasi Flourish dengan menggunakan Diagram Batang berikut, 

Realisasi vaksinasi Lansia di Sumsel per Oktober (Sumber data: BPS Sumsel dan Dinkes Sumsel)
Cakupan vaksinasi lansia di Sumsel per Oktober (Sumber Data: BPS Sumsel dan Dinkes Sumsel)

Perbandingan Jumlah Lansia dan Vaksinasi juga Serapan Vaksinasi Perkabupaten/kota Sumsel, dapat dijelaskan bahwa dari 17 kabupaten/kota di Sumsel hanya tiga derah yang memiliki partisipasi vaksin lansia diatas 5 ribu, yakni Palembang, Lahat dan Banyuasin. Sedangkan untuk sasaran seluruh kanupaten/kota belum bisa merealisasikannya melampaui target daerah masing-masing. 

Pada kondisi tersebut Ferry kembali mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan minimnya minat lansia untuk mengikuti vaksinasi, pertama karena penyakit bawaan atau kormobid dan karena akses menuju lokasi pelayanan vaksin itu sendiri.

“Kalau untuk distribusi, tentu jelas lansia menjadi salah satu yang paling diutamakan. Mengingat lansia menjadi sasaran pertama yang divaksin setelah kempok pekerja di bulan Maret lalu,” tambahnya. 

Di tanggal 26 November 2021, rasio sebaran vaksin dan target juga masih mengalami ketimpangan dan hanya mengalami total peningkatan 32,17 persen pada dosis I dan 18.24 persen pada dosis II.

Realisasi vaksinasi lansia di Sumsel per November. (Sumber Data: BPS Sumsel dan Dinkes Sumsel)
Cakupan vaksinasi lansia di Sumsel per November (Sumber Data: BPS Sumsel dan Dinkes Sumsel)

Melihat kondisi di atas, Ferry menyebut bahwa peningkatan tersebut juga perlu diperhatikan juga oleh dinkes di daerah masing-masing, terlebih sosialisasi soal dampak vaksin yang selama ini masih samar di lingkungan masyarakat.

“Karena itu kita mengedukasi mereka melalui dinkes perkota dan kabupaten melalui sosialisasi, agar tidak lagi tumbuh dipemahaman masyarakat soal bahayanya vaksinasi, vaksin itu gakpapa. Sampai saat ini informasi soal efek samping vaksin bagi lansia juga sangat samar, kalaupun ada efeknya itu sangat minim sekali,” tambahnya. 

Hingga akhir tahun 2021, dinkes masih menargetkan sebesar 60 persen vaksin sudah tersalur pada lansia.

“Sehingga pada awal tahun 2022 Herd Immunity di Sumsel bisa tercapai. perlu juga untuk diketahui pada lima bulan hingga enam bulan awal stok vaksin itu sangat terbatas sehingga itu mempengaruhi penyaluran, kita meminta minimal 1,5 juta dosis perbulan tapi kita sampai hari ini kita hanya memperoleh 540 ribu dosis perbulan,” jelasnya.

Dia juga mengatakan saat ini dinkes tidak bisa berlarut-larut menunggu sampai sasaran lansia terpenuhi, mengingat masih banyak kelompok masyarakat lain yang masih dalam target vaksinasi.

“Sekarang kita lakukan lagi untuk mengejar target itu. tapi kita juga tidak bisa fokus kesini terus, karena masih banyak target vaksinasi untuk kelompok usia lainnya. Sebab, capaian kita baru 50 persen. Kalaupun banyak lansia yang tidak divaksin atau lulus screening itu bisa dilindungi dengan populasi lain yang capaiannya sudah sampai target atau melampaui sasaran,” tutupnya.