Peternak Bebek Ogan Ilir Manfaatkan Mesin Pencacah Eceng Gondok Produksi Pakan

Peneliti dari Fakultas Pertanian Unsri melakukan uji coba mesin pencacah eceng gondok. (ist/rmolsumsel.id)
Peneliti dari Fakultas Pertanian Unsri melakukan uji coba mesin pencacah eceng gondok. (ist/rmolsumsel.id)

Tanaman eceng gondok kerap dianggap sebagai hama pertanian. Namun siapa sangka, tanaman yang mengapung di air ini dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.


Sejumlah peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya menemukan pemanfaatan tanaman ini sebagai pakan bebek. Tanaman tersebut dicacah dengan campuran kulit kerang, dedak, limbah sekam dan jagung tumbuk yang kaya akan protein sehingga menjadi pakan  bebek yang lebih sehat dan alami.

“Melalui alat pencacah ini, peternak bebek bisa mendapatkan pakan yang murah, sehat dan alami. Ini juga kedepannya dapat meningkatkan produktivitas telur bebek,” ujar Ketua Tim Peneliti Program Pengabdian Masyarakat, Dr Ir Tri Tunggal MAgr saat dibincangi wartawan, Jumat (8/4).

Tri mengatakan, pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ternak dapat mengatasi dua masalah sekaligus. Pertama, menyelamatkan lingkungan perairan lantaran tanaman ini dianggap sebagai gulma yang mengganggu. Kedua, petani mendapatkan pakan yang sehat dan alami dengan harga murah.

“Kami melakukan penelitian di terhadap peternak bebek petelur di Desa Pemulutan Ogan Ilir beberapa waktu lalu. Dan hasilnya, peternak sangat terbantu dengan alat ini. Apalagi tanaman ini sangat mudah ditemukan di kawasan perairan desa tersebut,” bebernya.

Dijelaskannya, mesin pencacah eceng gondok yang digunakan ini dirancang dan telah diujicoba dengan melibatkan 4 mahasiswa.

“Kami berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, mendukung perkembangan kegiatan perternakan sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan karena pembuatan pakan dengan mesin menggunakan bahan-bahan yang tegolong limbah,” tandasnya.