Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Sumsel mendapat atensi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Meski masih berstatus Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), BPBD nantinya akan mengalihkan posko Karhutla menjadi posko penanganan banjir dan longsor.
- Geruduk Pengadilan Tipikor Palembang, Mahasiswa Muba Tuntut KPK Selesaikan Kasus OTT Jilid II
- Polemik Proper Biru Bara Alam Utama dan Sriwijaya Bara Priharum, Dinas Lingkungan Hidup Sumsel Sampaikan Rekomendasi ke Pusat
- Rekening Titan Group Diblokir Atas Perintah Bareskrim Polri, Ada Apa?
Baca Juga
"Kalaupun nanti intensitas hujan sudah mulai tinggi, kita akan menutup posko karhutla dan mengalihkan personel ke penanganan bencana yang diakibatkan oleh hujan," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Ansori saat dihubungi, Minggu (19/9).
BPBD saat ini mulai mengerahkan tim untuk mengawasi daerah rawan bencana banjir di beberapa wilayah Sumsel. Terutama di daerah dataran tinggi yang berpotensi banjir bandang.
"Memasuki masa transisi, kita mulai mempersiapkan diri untuk bencana lainnya diluar karhutla. Bulan Oktober akan menjadi puncak musim penghujan, dan sejumlah wilayah yang berada di dataran tinggi ini kita waspadai akan terjadi banjir bandang yang berakibat pada kerusakan skala besar tentunya," ucapnya.
Meski hujan dengan intensitas tinggi sudah menyerang sebagian wilayah Sumsel sejak awal bulan. Namun, titik panas masih terdeteksi di sejumlah wilayah. Sepanjang September, jumlah hotspot di Sumsel terdeteksi mencapai 203 titik. Sehingga, status Siaga Karhutla masih tetap berlaku.
"Seperti yang telah disampaikan BMKG, bahwa masa transisi menjadi ancaman baru untuk karhutla, karena cuaca ekstrem melalui angin kencangnya itu tidak menutup kemungkinan akan menyebarkan api lebih luas," pungkasnya.
- Ratusan Pedagang Pasar Muara Enim Dipindahkan, Ini Penyebabnya
- Harga Telur Naik, Pemkab Pali Segera Gelar Pasar Murah
- 165 Peserta Ikuti Turnamen Tenis Meja Muba 2022