Pengamat: Minyak Goreng Langka Akibat Masyarakat Panic Buying

Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
Ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi sejak awal tahun ini lebih disebabkan pola konsumsi masyarakat yang boros. Dimana, banyak dari mereka membeli minyak goreng dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan di waktu tertentu. Seperti saat hari besar keagamaan.


Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang, Sri Rahayu mengatakan, pola konsumsi masyarakat yang melakukan penimbunan tersebut seharusnya tidak perlu dilakukan. Apalagi, produksi Crude Palm Oil (CPO) sejak empat tahun terakhir terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan data dari sejumlah asosiasi pengusaha kelapa sawit, produksi CPO di Sumsel sejak tahun 2018 sebesar 43,8 juta ton CPO. Meningkat sebanyak 47,18 juta ton di tahun 2019. Lalu di 2020 mencapai 47 juta ton dan 46,89 ton hingga akhir 2021.

“Produksi sebenarnya tidak masalah. Hanya saja memang banyak masyarakat panic buying hingga menyebabkan mereka membeli minyak goreng dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan minyak goreng menjadi langka,” kata Sri saat dibincangi, Selasa (8/3).

Sri mengatakan, masyarakat seharusnya membeli minyak goreng sesuai dengan kebutuhannya saja. Mengingat produksi minyak goreng di Indonesia masih cukup tinggi. “Kalau satu bulan cukup dengan satu atau dua kilogram, ya beli saja segitu. Tidak perlu menumpuk,” terangnya.

Dijelaskan, kondisi kelangkaan juga dipengaruhi oleh makin banyaknya produk turunan CPO. Seperti digunakan sebagai bahan campur bahan bakar biodiesel. “Tetapi itu tidak terlalu berpengaruh besar. Karena, dari total produksi CPO, sekitar 35 persen yang dijadikan minyak goreng. Jadi tidak terlampau banyak,” ungkapnya.

Sementara terkait harga, Sri menjelaskan jika kenaikan harga bukan hanya dipengaruhi dari ketersediaan stok yang minim. Tapi juga disebabkan harga bahan baku minyak goreng yankni buah kelapa sawit yang mengalami peningkatan.

“Biaya produksinya meningkat. Makanya harga minyak gorengnya ikut naik,” tandasnya.