Pelajaran Praktik, Guru SMKN 2 Kirim Video ke Siswa

Selama Pandemi Covid-19, proses pembelajaran dilakukan dalam jaringan (daring). Namun bagaimana dengan proses belajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)? Karena di SMK tidak hanya teori, melainkan praktik yang lebih diutamakan.


Untuk menyiasati ini, Kepala Bengkel Teknik Mekatronika SMK Negeri 2 Palembang Kemas Atin mengatakan, pembelajaran praktik dirinya yang secara langsung mempraktikkan lalu divideokan. Setelah itu video tersebut dikirim ke grup kelas melalui WhatsApp (WA).

"Cara mengajarnya, saya tetap berada di sekolah, dengan menggunakan sistem dari beberapa media. Pertama dari Aplikasi Zoom dengan lama waktu 15-20 menit. Selesai teori dari Zoom, lanjut saya praktik dengan direkam dan di kirim ke Group WA nanti sisiwa dengan menggunakan software mempraktikkan simulasi yang telah saya rekam tadi," ujar Kemas, Selasa (4/8/2020).

Dirinya juga tidak memungkiri, bahwa banyak siswanya yang tidak mempunyai Software atau Hp Andriod. Namun mereka dipersilahkan untuk menyalin di buku tulis apa yang telah dipraktikkan tadi.

"Walaupun mereka tidak praktik, melalui saya yang praktik mudah-mudahanan ini akan menambah wawasan mereka," tuturnya.

Dikatakannya, satu mata pelajaran (mapel) bisa sampai 4-6 jam. Maka ia membuat metode pembelajaran yang dinamai Sharing Session melalui Google Class atau Group WhatsApp.

"Selain itu juga saya menggunakan metode animasi, guna mempermudah pembelajaran mereka," terang dia.

Bagi siswa yang tidak paham, ia tetap melayani pertanyaaan baik telepon di WA atau pesan singkat di WA. Karena pihak sekolah benar-benar melarang siswa datang ke sekolah. Kecuali ada keperluan lain seperti mengurus administrasi, namun tetap sepengetahuan orangtua atau diantar orangtuanya.

Sebagai guru, Kemas juga mengakui bahwa selama pandemi ini kesulitan dalam mengajar cukup tinggi. Tak hanya dirinya, siswa pun merasa sangat kesulitan dalam proses belajar.

Kalau lagi belajar daring ini yang paling sulit ialah paket internet. Para guru mendapat fasilitas dari sekolah, tapi siswa banyak yang tidak mampu. Seperti Hp-nya belum Android dan paket internetnya yang biasa, ada juga yang tinggal di daerah yang jauh dari kota.

"Pasti ada lah, kita belajar secara langsung saja siswa masih tidak mengerti, apalagi secara daring ini tambah tidak paham. Dengan hal seperti itu saya memaklumi, karena siswa pasti terlambat mengirim tugas, tapi sebelumnya harus konfirmasi dulu," jelas Kemas.

Agar siswanya tidak merasa jenuh selama belajar daring, ia mengajar dengan cara enjoy dan asyik. Salah satu upaya yang ia lakukan adalah dengan cara menurunkan grade atau tingkat kesulitan, agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan.

"Sebelumnya nilai siswa diambil dari 30% teori dan 70% praktik, kalau sekarang 50% teori dan 50% praktik selama pandemi. Praktiknya pun setiap hari melalui video yang saya kirim," tutupnya. (Elsa)

Caption : Kepala Bengkel Teknik Mekatronika SMK Negeri 2 Palembang, Kemas Atin saat mempraktekan alat-alat Mekatronika. [ida]