Minta Anaknya Dirawat Jalan, Keluarga Seorang Pengguna Narkoba Datangi BNN Lubuklinggau

Kepala BNN Lubuklinggau AKBP Himawan Bagus Riyadi saat memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai hasil audensi.(Ist/RMOLSumsel.id))
Kepala BNN Lubuklinggau AKBP Himawan Bagus Riyadi saat memberikan penjelasan kepada wartawan mengenai hasil audensi.(Ist/RMOLSumsel.id))

Suara Muda Kelas Pekerja yang mewakili keluarga seorang diduga pengguna narkoba mendatangi kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Lubuklinggau.


Mereka melakukan audiensi meminta agar pecandu berinisial RN yang tadinya menjalani rehabilitasi dan  rawat inap di Yayasan Karunia Insani agar hanya menjalani rawat jalan. 

"Mereka mewakili dari keluarga. Tadi meminta supaya yang klien itu di rawat jalan," kata Kepala BNN Lubuklinggau AKBP Himawan Bagus Riyadi ditemui wartawan usai audiensi pada Selasa,(26/9).

Himawan menjelaskan, RN sendiri diamankan pihaknya beberapa waktu yang lalu bersama dengan seorang temannya. Saat itu pihak BNN mendapatkan informasi dari masyarakat mengenai peredaran narkoba. 

"Pada saat dilakukan penindakan, yang jadi sasaran kami tidak ada disitu. Tapi ditemukanlah dua orang," ujarnya.

Setelah diamankan dan dilakukan tes urine, hasilnya ternyata positif. Lalu dilakukan interograsi, hingga akhirnya mereka mengakui sebagai pengguna narkoba. 

"Prosedur kami jalankan sesuai dengan prosedur rehabilitasi dengan kami asesmen," jelas Himawan.

Kemudian untuk mengetahui kondisi keduanya dari hasil asesmen ternyata salah satunya yakni RN tingkat adiksinya berat. Sehingga pihak BNN merujuk ke Karunia Insani. 

"Jadi rawat inap. Sehingga ada pernyataan dari keluarga untuk rawat jalan. Mereka (Yayasan Karunia Insani) tidak bisa memenuhinya," beber Himawan.

Sehingga sambung Himawan lagi, dari pihak perwakilan keluarga mendatangi kantor BNN Lubuklinggau. Adapun kedatangan mereka menurutnya meminta agar RN hanya menjalani rawat jalan. 

"Setelah kita lakukan audiensi, dari BNN sudah sesuai prosedur dan sudah diserahkan ke Yayasan Karunia Insani. Berarti, kalau sudah disana, saya sebagai Kepala BNN tidak bisa intervensi. Sebab ada yang berlaku di sana, saya hormati," terangnya. 

Tambah Himawan, permasalahan tersebut sebenarnya simpel antara keluarga dengan Yayasan Karunia Insani. 

"Jadi pihak keluarga meminta agar RN ini menjalani rawat jalan lantaran RN merupakan tulang punggung. Bapaknya sudah tua, berjualan sayur di pasar," katanya. 

Karena itu pihak keluarga meminta rawat jalan agar RN bisa ikut bantu keluarganya. 

"Itu yang disuarakan, alasan mereka kemanusiaan. Makanya tadi ditemukan. Kami hanya memfasilitasi. Dan tadi sudah selesai, dilaksanakan rawat jalan dengan pengawasan BNN," bebernya.

Himawan juga memberikan penjelasan terkait hal yang menurut perwakilan dari pihak keluarga merasa di pingpong dengan datang ke Karunia Insani dan dikatakan harus ke BNN. 

"Kita kalau sudah diserahkan, kita tidak bisa masuk lagi. Karena ini sudah berbeda. Jadi bukan di pingpong," pungkasnya.