Mengurangi Kemacetan dengan Automata, Langkah Inovatif Siswa SMAN 1 Kayuagung

Dhali Rozan Fadhaillah Juara 3 Pelajar Pelopor Tingkat Sumsel/Foto: Hari Wijaya
Dhali Rozan Fadhaillah Juara 3 Pelajar Pelopor Tingkat Sumsel/Foto: Hari Wijaya

Di sebuah sudut kecil Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), seorang siswa SMAN 1 Kayuagung, Dhali Rozan Fadhaillah, tengah mempersiapkan sebuah inovasi yang tidak hanya akan mengubah cara pandang masyarakat terhadap lalu lintas, tetapi juga menjadi jawaban atas tantangan besar di jalanan. 


Namanya mungkin belum begitu dikenal, namun karyanya, Automatized Monitoring Aircraft for Territori Aegis (Automata), kini mulai menarik perhatian publik, terutama setelah ia meraih Juara 3 dalam ajang Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (KLLAJ) tingkat Provinsi Sumatera Selatan.

Apa yang Dhali ciptakan bukanlah sekadar proyek sains biasa. Automata adalah sebuah alat pemantau lalu lintas berbasis udara yang dilengkapi dengan teknologi canggih Predictive Trajectory Tracking Control. Fungsinya sederhana, namun dampaknya sangat besar: memberikan informasi lalu lintas secara real-time, seperti kondisi kepadatan dan situasi jalanan. 

Namun, yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya untuk mencegah kemacetan dengan cara memproses data yang terekam oleh kameranya, kemudian memberikan rekomendasi tindakan.

Dengan biaya produksi yang hanya Rp 4 juta, Automata menjadi solusi ekonomis dibandingkan Quadcopter, alat serupa yang memerlukan biaya produksi sekitar Rp 24 juta. 

Selain itu, Automata juga memiliki durasi terbang lebih lama, yakni 50-60 menit, dibandingkan Quadcopter yang hanya mampu bertahan di udara selama 45 menit. Keunggulan ini menempatkan Automata sebagai produk yang tidak hanya efisien, tetapi juga efektif dalam menjawab kebutuhan pemantauan lalu lintas.

“Automata ini bisa digunakan oleh siapa saja, tanpa perlu pelatihan khusus,” ujar Dhali dengan penuh kebanggaan.

Produk ciptaannya ini dirancang agar mudah dioperasikan oleh masyarakat umum, termasuk mereka yang mungkin tidak terlalu paham teknologi. Dhali tidak bekerja sendirian. Di balik kesuksesannya, ada dukungan penuh dari pihak sekolah dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten OKI, yang secara aktif membina pelajar dalam program Pelajar Pelopor KLLAJ. 

Januari Cristy, Kabid Angkutan Dishub OKI, menegaskan bahwa program ini tidak hanya fokus pada lomba, tetapi juga pada pembentukan karakter pelajar yang sadar akan pentingnya keselamatan berlalu lintas.

"Perlombaan ini sebenarnya bertujuan untuk membentuk karakter pelajar serta meningkatkan kepedulian terhadap budaya keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan," ujar Januari. 

Baginya, pembentukan karakter ini adalah proses panjang yang membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk guru dan orang tua.

Namun, jalan yang Dhali lalui tidaklah mudah. Seperti pelajar lainnya, ia harus membagi waktu antara tugas sekolah dan pengembangan proyeknya. Tak jarang ia harus begadang, mencari referensi dan memodifikasi desain Automata agar dapat bekerja lebih optimal. 

Tantangan terbesar baginya bukan hanya dalam aspek teknis, tetapi juga meyakinkan banyak pihak bahwa karyanya memiliki nilai praktis yang besar. Prestasi Dhali di tingkat provinsi bukanlah akhir dari perjalanan ini. 

Dengan predikat Juara 3, ia akan melanjutkan perjuangannya ke tingkat nasional. Kesempatan ini membuka jalan bagi Dhali untuk tidak hanya membawa nama baik SMAN 1 Kayuagung dan Kabupaten OKI, tetapi juga untuk menginspirasi pelajar lain di seluruh Indonesia.

Dhali tahu bahwa di tingkat nasional, persaingan akan semakin ketat. Namun, dengan Automata yang sudah diakui kualitasnya, ia yakin bisa memberikan yang terbaik. “Ini bukan tentang menang atau kalah, tetapi tentang bagaimana karya ini bisa bermanfaat bagi banyak orang,” kata Dhali.

Ke depan, Dhali berharap Automata dapat diimplementasikan secara luas, tidak hanya di Sumatera Selatan, tetapi juga di seluruh Indonesia. Menurutnya, masalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas adalah isu nasional yang membutuhkan solusi inovatif seperti Automata. 

Ia bermimpi suatu hari nanti, alat ini bisa diproduksi secara massal dan digunakan oleh instansi terkait untuk memantau lalu lintas di berbagai kota besar.

“Jika kita bisa mengurangi kemacetan dan kecelakaan dengan teknologi yang lebih murah dan mudah digunakan, kenapa tidak?” pungkas Dhali dengan penuh optimisme.

Inovasi seperti Automata adalah bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam memecahkan masalah-masalah krusial di masyarakat. 

Dhali Rozan Fadhaillah hanyalah salah satu contoh dari banyak pelajar berbakat yang mampu membawa perubahan melalui ide-ide kreatif dan solusi praktis. Dengan dukungan yang tepat, mereka bisa menjadi pionir dalam berbagai bidang, termasuk keselamatan lalu lintas, yang selama ini menjadi perhatian utama di negeri ini.