Insiden serupa kembali terjadi di Jembatan Bentayan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin. Sebuah tongkang muatan batu bara yang berasal dari PT Tempirai Muba, Rabu (16/4/2025) pagi menabrak Jembatan Bentayan yang berada di Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin.
- Evaluasi Produksi PTBA: Infrastruktur Minim, Angkutan Batu Bara Semrawut, Proper Emas Layak Dicabut?
- Dua Tongkang Batu Bara Kembali Tabrakan di Sungai Musi, KSOP Sebut Arus Deras Jadi Pemicu
- Insiden Tongkang Batu Bara Tersangkut di Jembatan Ampera, KSOP Sebut Nakhoda Abaikan Batas Muatan
Baca Juga
Insiden tersebut menjadi ramai jadi perbincangan lantaran video detik-detik tabrakan tongkang batu bara tersebut dibagikan ke media sosial.
Dalam keterangan video, peristiwa bermula saat tongkang batu bara tengah dalam perjalanan menuju Palembang. Setibanya di lokasi, tiba-tiba tali penarik tongkang dari kapal tugboat putus hingga membuatnya lepas kendali dan menabrak bagian jembatan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Tim langsung melakukan evakuasi menggunakan kapal tugboat lainnya untuk mengamankan tongkang yang terlepas. Setelah tali penarik berhasil diikat ulang, tongkang pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Peristiwa ini bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada Kamis (13/3/2025), tongkang milik PT Tempirai Muba juga mengalami insiden serupa dengan posisi nyangkut di badan jembatan yang sama.
Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banyuasin, Riyan Saputra, menegaskan insiden kali ini tidak menimbulkan kerusakan signifikan pada struktur jembatan.
“Tidak ada kerusakan pada bagian jembatan karena tongkang hanya menyenggol bagian jembatan,” jelas Riyan.
Warga Desak Izin Angkut Batu Bara Tempirai Muba Dievaluasi
Meski tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan serius, warga menilai insiden ini tidak bisa terus dibiarkan.
Apalagi, jembatan Bentayan menjadi akses utama penghubung wilayah di Kecamatan Tungkal Ilir. Sehingga, sejumlah warga mendesak agar izin angkut tongkang melintasi sungai tersebut dapat dievaluasi.
“Ini sudah kedua kalinya dalam waktu dekat. Kami khawatir kalau terus dibiarkan, nanti jembatan bisa rusak parah atau malah roboh. Harus ada tindakan tegas,” ujar Mulyadi, warga Tungkal Ilir, saat dibincangi.
Dua kejadian berturut-turut itu dinilai sebagai tanda kelalaian dan lemahnya pengawasan terhadap aktivitas pengangkutan batubara melalui sungai.
Selain itu, Pemkab Banyuasin bersama pihak berwenang dapat mengevaluasi standar keamanan serta kesiapan operator tugboat dalam mengantisipasi insiden serupa.
“Jangan tunggu sampai ada korban atau jembatan ambruk dulu baru bertindak,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA), Rahmat Sandi mendesak pemerintah untuk menindak tegas perusahaan. Dia pun mempertanyakan, lemahnya peran dari pemerintah daerah dalam menindak perusahaan.
“Sebab, ini sudah dua kali. Kok tidak ada tindakan tegas dari pemerintah daerahnya,” tandasnya.
- Evaluasi Produksi PTBA: Infrastruktur Minim, Angkutan Batu Bara Semrawut, Proper Emas Layak Dicabut?
- Dua Tongkang Batu Bara Kembali Tabrakan di Sungai Musi, KSOP Sebut Arus Deras Jadi Pemicu
- Gubernur Sumsel Resmikan Operasional KMP Putri Leanpuri di Banyuasin