Masuk Musim Kemarau, Palembang Rawan DBD

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Dalam menghadapi musim kemarau yang sedang berlangsung, warga di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) perlu waspada terhadap peningkatan risiko penyakit menular yang dapat muncul selama periode ini. 


Beberapa penyakit telah diidentifikasi sebagai ancaman kesehatan yang mungkin meningkat selama musim kemarau yang panas dan kering ini. Salah satu penyakit menular yang harus diwaspadai adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD, yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, menjadi perhatian utama bagi warga Sumsel. 

Bahkan bulan lalu, kasus DBD sudah terjadi di kota Palembang yang menyerang belasan anak tepatnya di kelurahan 35 Ilir Palembang.  Pelaksana Tugas (Plt) Lurah 35 Ilir Palembang, Ahmad Rulliansyah beberapa waktu lalu mengatakan sudah terdapat dua orang anak yang meninggal akibat DBD.

"Di sini (Kelurahan 35 Ilir) sudah banyak yang kena DBD, dan ada dua orang anak yang meninggal akibat DBD," ujar Rulli beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Rulli, sejak masuk musim kemarau serangan penyakit DBD di wilayahnya mulai marak dalam. Sedikitnya ada sebanyak 12 kasus DBD yang menyerang anak-anak di Kelurahan 35 Ilir Palembang dalam sebulan terakhir.

"Baru-baru ini saja ada 1 balita umur 2,5 tahun terkena DBD dan terpaksa menjalani perawatan intensif di rumah sakit," ucap dia.

Seperti diketahui, kondisi cuaca yang kering dan panas dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi nyamuk tersebut untuk berkembang biak. Oleh karena itu, langkah-langkah pencegahan seperti penghapusan genangan air dan penggunaan perlindungan nyamuk menjadi sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit ini.

Selain itu, risiko infeksi saluran pernapasan atas juga meningkat selama musim kemarau. Debu dan partikel-partikel lainnya yang terbang di udara dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi seperti pilek, batuk, dan flu.

Selanjutnya, kondisi sanitasi yang buruk dan kurangnya pasokan air bersih juga dapat mengakibatkan peningkatan risiko infeksi saluran pencernaan. Infeksi saluran pencernaan, termasuk diare yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit terkait dengan air atau makanan yang terkontaminasi, menjadi perhatian kesehatan masyarakat.

Tidak hanya itu, kulit yang kering dan dehidrasi juga menjadi masalah umum selama musim kemarau. Keadaan ini dapat memicu penyakit kulit seperti eksim, dermatitis, atau infeksi jamur.

Dalam menghadapi ancaman ini, penting bagi masyarakat Sumsel untuk menjaga kebersihan diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Hal ini termasuk menjaga kelembapan tubuh dengan cukup minum air, menjauhi orang yang sedang sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar terhindar dari nyamuk dan kontaminasi yang dapat menyebabkan penyakit menular.

Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki kekhawatiran terkait penyakit tertentu, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis atau profesional kesehatan terdekat.