Di tengah penanganan Covid-19 yang kembali meningkat karena varian Omicron, Prof. dr. Zubairi Djoerban membagikan informasi mengenai obat-obat yang pernah diklaim bisa mengatasi Covid-19. Selain tidak lagi bermanfaat mengatasi Covid-19, efek samping yang ditimbulkan pada beberapa kasus sangat serius.
- Ketua Satgas IDI Nilai Terlalu Dini Terapkan Pelonggaran Pintu Masuk Turis Asing
- Ketua Satgas Covid-19 IDI: Lakukan Lockdown Sebelum Telat!
- Kasatgas Covid-19 IDI Rekomendasikan Ubah Istilah PPKM Mikro dengan Lockdown
Baca Juga
Melalui akun twitter pribadinya pada Sabtu (5/2), Ketua Satgas Covid-19 IDI tersebut menyebutkan beberapa nama obat yang pernah dibagikan Pemerintah kepada pasien terkonfirmasi Covid-19 baik dengan gejala maupun orang tanpa gejala (OTG).
Bahkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu menyertakan alasan kenapa obat-obat yang tadinya diburu masyarakat untuk mengatasi Covid-19 tapi kini tak lagi memiliki khasiat tersebut.
Zubairi mengatakan, obat-obat tersebut antara lain Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Azithromycin, dan Plasma Convalescent.
Ivermectin
Tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.
Klorokuin
Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru tak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi.
Oseltamivir
Obat ini sebenarnya untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia.
Kalau Oseltamivir jangan diminum, pilihannya apa?
Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Nanti biar dokter Anda yang memilihkan.
Azithromycin
Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri, selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan.
Plasma Convalescent
Selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu. Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.
- Terpidana Korupsi Alat Pencegahan Covid-19, Leksi Yandri Dijebloskan ke Penjara
- HMPV Tidak Akan Jadi Pandemi Seperti Covid-19
- HMPV Melonjak di China, Indonesia Diminta Waspada