Fatality Lagi, Buruh Bongkar Pasang Terpal Tewas Terlindas Truk di Jalan Hauling Muara Enim

ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)
ilustrasi (istimewa/rmolsumsel.id)

Insiden fatality atau kecelakaan kerja berujung tewas di areal pertambangan batubara Sumsel kembali terjadi. Korbannya kali ini menimpa Aman (26), warga Desa Panang Jaya Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim. 


Korban merupakan buruh bongkar pasang terpal penutup truk batubara. Dia tewas terlindas iring-iringan truk angkutan batubara yang diduga milik PT Gunung Mas Makmur Energi (GMME) yang melintas di jalan hauling PT Duta Bara Utama (DBU) menuju stockfile PT Royaltama Mulya Kencana (RMK).

Peristiwa yang merenggut korban jiwa itu terjadi, Rabu (29/6) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Korban meninggal di lokasi kejadian dengan kondisi sejumlah tubuh hancur akibat terlindas sejumlah truk. 

Kapolres Muara Enim, AKBP Aris Rusdiyanto membenarkan kejadian tersebut. Dia mengatakan korban meninggal setelah terlindas truk tronton berkapasitas 30 ton. Saat ini, tim dari Polsek Gunung Megang bersama tim Pidsus Satreskrim Polres Muara Enim turun ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.

“Sekarang ini, masih tahap pemeriksaan, saksi-saksi yang melihat kejadian juga dari pihak perusahaan, karena kejadian ini di jalur hauling jalan lintas PT DBU menuju stockfile PT RMK,” ujarnya, Kamis (30/6).

Korban sendiri merupakan buruh harian yang bertugas membuka dan menutup terpal truk yang mengangkut batubara. Dari keterangan sejumlah saksi, diduga korban terjatuh saat tengah membuka terpal hingga akhirnya terlindas oleh kendaraan yang melintas. 

"Hal ini masih kami dalami, karena lokasi TKP keterbatasan alat, seperti CCTV dan lain sebagainya, kemudian keadaan dan situasi dalam keadaan gelap," terangnya.

Korban ini, lanjut Aris, merupakan buruh lepas dan bukan karyawan perusahaan. Pekerjaan korban ini memasang dan melepas terpal. Masing-masing perusahaan ini ada SOP-nya tentang kapan dan dimana harus membuka dan menutup terpal. “Untuk transportir pengangkut batubara itu milik siapa, masih didalami dan sampai saat ini masih dalam proses,” bebernya.

Sementara itu, Media Relation PT Royaltama Mulia Kencana (RMK), Tri Subkhi mengatakan, pasca kejadian, pihaknya langsung melakukan investigasi. Berdasarkan hasil investigasi di lokasi kejadian, kata dia, pihaknya menyampaikan lokasi insiden kecelakaan berada di luar area operasi PT RMK atau di luar portal pintu masuk ke dalam area operasi PT RMK dan tidak ada karyawan RMK yang terlibat dalam insiden kecelakaan ini. 

Selain itu, tidak ada kendaraan operasional PT RMK yang terlibat dalam insiden kecelakaan ini dan kendaraan serta operator truk yang mengalami insiden kecelakaan membawa muatan batubara dari perusahaan lain yang akan diangkut menuju stockpile di area operasi PT RMK. 

“Untuk itu, PT RMK menegaskan bahwa keselamatan kerja di semua area operasi merupakan prioritas utama demi mencegah terjadi insiden-insiden yang menyebabkan kecelakaan kerja, terlebih lagi fatality. Atas kejadian tersebut manajemen PT RMK menyampaikan turut berduka sedalam-dalamnya terhadap korban meninggal dunia dan sangat berharap insiden kecelakaan seperti ini tidak akan terulang lagi di kemudian hari,” ucapnya.