Wawako Palembang Cari Jalan Bantu Para Seniman

Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda saat menyambangi rumah seniman Palembang Washington Aritonang. (Ist/rmolsumsel.id)
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda saat menyambangi rumah seniman Palembang Washington Aritonang. (Ist/rmolsumsel.id)

Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengunjungi rumah seniman Palembang, Washington Aritonang (70) yang sempat viral karena kedapatan mengemis.


Finda mengapresiasi karya-karya Washington yang banyak mengangkat tema Kota Palembang di antaranya Gede Ing Suro dan Palembang Emas Darussalam.

“Lagu-lagunya memang luar biasa, bahkan kita sempat berdendang bersama tadi,” kata Finda usai menyambangi rumah Washington di Jalan Madang Dalam Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Kemuning, Selasa (15/6).

Finda merasa miris mendengar cerita Washington yang di usia tuanya harus mengemis untuk kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, Finda berjanji akan membahas ini bersama Wali Kota Palembang Harnojoyo untuk dapat membantu para seniman di Kota Palembang seperti Washington ini.

“Seperti harapan yang disampaikan beliau tadi, bahwa seniman ini harus dihargai dengan baik sehingga bisa mendatangkan kontribusi yang bermanfaat untuk mereka,” ucapnya.

Washington mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dia rela menjadi pengamen dan mengelilingi Kota Palembang.

“Saya sekarang ngamen di mana saja, ada seperti warung atau cafe. Tapi saya datang itu mengamen yang gasih itu pengunjung bukan pemilik warung atau cafe,” ujar Washington.

Sementara itu, Nurohana, istri Washington, menambahkan, dalam sehari Washington hanya mampu membawa uang Rp50 ribu sampai Rp100 ribu dari hasil ngamen. Jumlah rupiah yang didapat itu dipergunakan untuk biaya pendidikan anak keduanya yang masih berusia 15 tahun dan saat ini masih duduk di bangku kelas III SMP.

“Kalau anak pertama sudah menikah, sekarang hanya berstatus Ibu Rumah Tangga. Tentunya tidak bisa menjadi tulang punggung keluarga,” tuturnya.

Selain dari hasil ngamen Washington, Nurohana yang merupakan pensiunan guru di Kabupaten Ogan Ilir itu juga mengantungkan nasib kepada uang pensiun yang masih diterima hingga saat ini.

“Untung masih ada uang pensiun saya. Saya dulu ngajar di Indralaya. Kalau bapak ngamen dapet uang seadanya,” tukas Nurohana.