Terpantau 1.044 Titik Api, Sumsel Kembali Dikepung Asap, Udara Palembang Masuk Kategori Berbahaya

Petugas Manggala Agni berjibaku melakukan pemadaman karhutla di wilayah OKI. (ist/rmolsumsel.id)
Petugas Manggala Agni berjibaku melakukan pemadaman karhutla di wilayah OKI. (ist/rmolsumsel.id)

Perang terhadap kabut asap sepertinya belum berhenti. Setelah beberapa hari mereda, kepungan kabut asap kembali melanda wilayah Sumsel. Khususnya Kota Palembang, Selasa (17/10). 


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat bahwa sebanyak 1.044 titik api terpantau di lima wilayah pada Selasa (17/10). Titik api ini mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang telah menjadi masalah serius di daerah tersebut.

Kelima wilayah yang terdampak meliputi Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dengan 599 titik api, Banyuasin dengan 127 titik api, Musi Banyuasin (Muba) dengan 77 titik api, Musi Rawas Utara (Muratara) dengan 57 titik api, dan Ogan Ilir (OI) dengan 31 titik api.

Kepala BPBD Sumatera Selatan, M Iqbal Alisyahbana, menyampaikan bahwa Kabupaten OKI masih menjadi wilayah dengan jumlah titik api terbanyak. 

"Saat ini pemadaman masih terus dilakukan untuk mengendalikan karhutla di wilayah tersebut," kata Iqbal saat dihubungi.

Iqbal juga menjelaskan bahwa Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang telah diterapkan akan diperpanjang hingga tanggal 24 Oktober mendatang. TMC telah terbukti efektif dalam menurunkan hujan untuk memadamkan karhutla, terutama di wilayah gambut.

Sebelumnya, TMC berhasil memicu turunnya hujan di beberapa wilayah Kabupaten OKI, yang mengakibatkan penurunan titik api. Namun, dalam beberapa hari terakhir, hujan kembali jarang turun, sehingga jumlah titik api kembali meningkat.

Sementara itu, Kasi Pengendalian Pencemaran DLHP Provinsi Sumsel, Rezawahya, melaporkan bahwa kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Palembang saat ini berada di atas 300 mikrogram per meter kubik, mencapai level berbahaya. Hal ini disebabkan oleh karhutla yang meningkat beberapa hari terakhir.

Rezawahya memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah guna menjaga kesehatan mereka dari dampak kabut asap akibat karhutla. 

Selain itu, ia juga menyarankan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan meningkatkan konsumsi air putih sebagai tindakan pencegahan.