Soal Banjir Palembang, Kepala Dinas PUPR: Jangan Salahkan Kami Terus!

Jalan protokol di Palembang terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir/Foto: RMOL
Jalan protokol di Palembang terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir/Foto: RMOL

Beberapa hari belakangan terjadi hujan deras di Kota Palembang, paling ekstrem dua hari terakhir. Hujan beberapa jam saja sudah membuat sejumlah kawasan terendam genangan air.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang, Ahmad Bastari saat dihubungi Kantor Berita RMOL Sumsel mengakui kewalahan mengatasi persoalan banjir yang terjadi dalam beberapa hari ini. 

Dia mengatakan anggaran yang terbatas hingga sarana dan prasarana penanganan banjir yang minim jadi penyebab lambannya upaya pencegahan banjir. Ditambah lagi dengan derasnya intesitas hujan yang diketahui paling tinggi sejak 30 tahun terakhir serta sarana dan prasarana yang dimiliki belum mampu mengatasi limpahan air hujan yang turun. 

Tingginya curah hujan membuat banjir Palembang makin parah/RMOL

"Saat ini daya dukung alam Palembang dan daya dukung sarana serta prasarana kita ini tidak mampu sekaligus mengalirkan air tersebut," katanya dihubungi, Kamis (6/10).

Lebih lanjut dia menjelaskan untuk mengatasi persoalan banjir, Pemkot Palembang telah membuat perencanaan drainase. Perencanaan itu mencakup pembangunan titik drainase yang ada di kota Palembang. 

Namun, percepatan penanganan banjir Palembang tidak bisa mengandalkan Pemkot Palembang sendirian. Butuh kerja secara menyeluruh dari pusat, Provinsi dan Pemkot Palembang. 

"Jadi kami minta jangan mengkambing hitamkan Palembang saja. Kalau yang lain tidak bekerja percuma saja, kami juga butuh bantuan baik pusat dan provinsi. Jangan salahkan kami terus," tegasnya. 

Walikota Palembang Harnojoyo bersama tim meninjau langsung ke lokasi banjir, Kamis (6/10) siang/RMOL

Dikatakannya, salah satu yang diperlukan dalam mengendalikan banjir adalah keberadaan pompa air di kolam retensi. Dia menyebut, idealnya di setiap kolam retensi yang ada di Kota Palembang memiliki satu unit pompa yang beroperasi. Fungsinya mengalirkan air ke drainase sebelum hujan turun. 

"Sehingga, kolam dalam keadaan kosong sebelum hujan yang diprediksi turun. Dengan begitu, air yang datang dari hulu dapat langsung masuk tanpa terjadi genangan," terangnya. 

Saat ini, pompa yang tetap dan sudah stasioner ada di 8 titik. Ditambah pompa mobile milik PUPR sebanyak 4 unit, BBWS sebanyak 2 unit. "Salah satu pompa yang telah ada hanya di Sungai Bendung, 13 Ilir," pungkasnya.