Tak Berdaya, Pemkot Butuh Bantuan Pusat dan Provinsi Tangani Banjir Palembang

Minimnya pompa menjadi salah satu kendala penanganan banjir di Kota Palembang. (adam/rmolsumsel.id)
Minimnya pompa menjadi salah satu kendala penanganan banjir di Kota Palembang. (adam/rmolsumsel.id)

Pemkot Palembang mengakui kewalahan mengatasi persoalan banjir yang terus menyerang wilayahnya saat musim hujan. Anggaran yang terbatas hingga sarana dan prasarana penanganan banjir yang minim jadi penyebab lambannya upaya pencegahan banjir.


Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Palembang, Ahmad Bastari saat dihubungi Kantor Berita RMOL Sumsel, Kamis (6/10).

Dia mengatakan, untuk mengatasi persoalan banjir, Pemkot Palembang telah membuat perencanaan drainase. Perencanaan itu mencakup pembangunan titik drainase yang ada di kota Palembang. Idealnya, perencanaan tersebut sanggup mengatasi banjir minimal 25 tahun. Sesuai dengan kebutuhan dana. 

Bastari menjelaskan, saat ini daya dukung alam Palembang serta sarana dan prasarana yang dimiliki belum mampu mengatasi limpahan air hujan yang turun. 

"Jadi saat ini daya dukung alam Palembang dan daya dukung sarana serta prasarana kita ini tidak mampu sekaligus mengalirkan air tersebut," akuinya.

Salah satu yang diperlukan adalah keberadaan pompa air di kolam retensi. Dia menyebut, idealnya di setiap kolam retensi yang ada di Kota Palembang memiliki satu unit pompa yang beroperasi. Fungsinya mengalirkan air ke drainase sebelum hujan turun. 

"Sehingga, kolam dalam keadaan kosong sebelum hujan yang diprediksi turun. Dengan begitu, air yang datang dari hulu dapat langsung masuk tanpa terjadi genangan," terangnya. 

Saat ini, pompa yang tetap dan sudah stasioner ada di 8 titik. Ditambah pompa mobile milik PUPR sebanyak 4 unit, BBWS sebanyak 2 unit. "Salah satu pompa yang telah ada hanya di Sungai Bendung, 13 Ilir," ungkapnya.

Percepatan penanganan banjir Palembang tidak bisa mengandalkan Pemkot Palembang sendirian. Butuh kerja secara menyeluruh dari Pusat, Provinsi dan Pemkot Palembang. "Jadi kami minta jangan mengkambing hitamkan Palembang saja. Tapi, kami juga butuh bantuan baik pusat dan provinsi," tegasnya. 

Sementara itu, Walikota Palembang, Harnojoyo menambahkan, antisipasi banjir dan pencegahan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Melainkan, seluruh warga Palembang. Pemkot Palembang sendiri telah berupaya melakukan pencegahan seperti gotong royong. Masyarakat juga seharusnya rutin melakukan gorong royong khususnya menjaga saluran tersier. 

"Terutama saluran tersier yang menghubungkan dengan saluran sekunder maupun primer untuk jangan sampai tidak peduli dengan lingkungan kita sendiri yang berkaitan dengan sedimen sampah," tandasnya.