Ratusan Mahasiswa Protes Kabut Asap, Pemprov Sumsel Diberi Waktu Seminggu Atasi Karhutla

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Bersatu mendatangi Pemprov Sumsel/Foto:RMOL
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Bersatu mendatangi Pemprov Sumsel/Foto:RMOL

Sebanyak ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Bersatu mendatangi Pemprov Sumsel, Rabu (4/10). 


Kedatangan mereka ini untuk menyampaikan aspirasi dan tuntutan terhadap pemerintah provinsi, terkait merebaknya kabut asap di Sumsel khususnya di Kota Palembang.

Berdasarkan pantauan, aksi ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan longmarch. Aksi sempat menegang. Lantaran, petinggi Pemprov mulai dari Pj Gubernur Sumsel dan Sekda Sumsel tidak hadir dalam pertemuan tersebut 

Bahkan, mahasiswa sempat mengancam untuk memblokade jalan di Pemprov Sumsel. Hingga akhirnya, Sekda Sumsel, SA Supriono pun hadir dalam aksi tersebut.

"Kedatangan kami kesini menyampaikan empat tuntutan kepada Pemprov Sumsel," kata Koordinator Aksi, Ivan Arnando.

Keempat tuntutan tersebut yaitu; 

1. Mendesak Pemprov Sumsel melakukan tindakan preventif berupa pengobatan gratis dan mendesak pemerintah memberikan subsidi pendidikan

2. Meminta adanya transparansi anggaran terkait dengan penanggulangan karhutla sesuai dengan UU nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.

3. Periksa semua perusahaan yang tidak memiliki standar SOP terkait Karhutla dan tindak tegas semua oknum perusahaan sesuai dengan UU berlaku.

4. Adanya keterlibatan mahasiswa dalam satgas Karhutla.

"Kami memberikan waktu satu minggu untuk menjalankan tuntutan kami. Jika tidak kami akan kembali dengan massa yang lebih banyak lagi," ujarnya.

Menanggapi aksi tersebut, Sekda Sumsel, SA Supriono mengatakan, sejak awal terjadi karhutla. Pihaknya sudah melakukan berbagai penanganan 

Bahkan, pihaknya sudah bahu membahu bersama BPBD, Manggala Agni dan lain sebagainya ikut turun memadamkan karhutla. "Kami juga tidak tinggal diam dan terus melakukan mitigasi," katanya.

Menurutnya memang kondisi panas dan kering ekstrem saat ini, membuat pembakaran semakin rentan. Bukan hanya sengaja. Namun, juga bisa terjadi akibat gesekan

Hari ini, dia mengaku Kapolda dan Danrem pun telah melakukan tindakan secara serius di OKI. Rencananya, besok juga akan dilakukan rapat konsolidasi.

"Kami juga telah turun bersama dirjen KLHK untuk melakukan tindakan hukum terhadap perusahaan yang melakukan pelanggaran," ujarnya.

Terkait dengan tuntutan mahasiswa, saat ini Pemprov Sumsel telah menyiapkan program berobat gratis. Sehingga, dengan menunjukkan KTP sudah dapat berobat.

"Kami juga tidak mau kabut asap ini mengganggu pendidik sama seperti Corona lalu," ujarnya.

Karena itu, saat ini BPBD telah melakukan TMC. Hanya saja, untuk OKI dan Palembang belum membuahkan hasil. Hanya PALI dan Lahat yang telah turun hujan.

"Mari bahu membahu memberikan kesadaran untuk tidak main main terhadap pembakaran sekecil apapun," pungkasnya.