Pulang Kampung Hendak Berobat, Guru Honorer Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai Ogan

 Penemuan sesosok mayat pria mengapung di aliran Sungai Ogan/ist
Penemuan sesosok mayat pria mengapung di aliran Sungai Ogan/ist

Warga di pesisir Sungai Ogan Desa Keban Agung, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU, dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat pria mengapung di aliran sungai.


Mayat pria tersebut diketahui sebagai Candra Yuzuwa Adesta (35), warga Desa Panggal-panggal, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU. Korban merupakan seorang guru honor SD Gajah Sakti di daerah Kasui Way Kanan, Provinsi Lampung.

Jasad korban ditemukan oleh Sairi (63), warga setempat yang sedang mencari ikan di sekitar lokasi kejadian, Kamis (27/7), sekitar pukul 17.45 WIB. 

Saat itu, Sairi dikagetkan dengan kemunculan benda besar seperti mayat yang mengapung. Kemudian didekatinya dan ternyata benar benda itu adalah sesosok mayat. Kemudian melaporkan penemuan tersebut ke Polsek Semidang Aji.

Kapolres OKU, AKBP Arif Harsono melalui Kapolsek Semidang Aji, Ipda Hartomi, membenarkan adanya penemuan sesosok mayat pria mengapung di aliran Sungai Ogan tersebut.

“Setelah melapor, saksi bersama warga membantu mengevakuasi mayat tersebut ke daratan,” katanya, Jumat (28/7).

Tidak lama kemudian, kata Kapolsek Semidang Aji, keluarga korban mendatangi TKP dan menyatakan jika korban merupakan anggota keluarganya yang sempat hilang sejak Selasa (25/7).

“Korban sempat hilang selama tiga hari. Keluarga langsung membawa korban ke rumah duka di Desa Panggal-panggal, Semidang Aji,” ujarnya.

Menurut keluarga korban, kata Ipda Hartomi, sebelumnya korban bekerja sebagai guru honor SD di Lampung. Kemudian pulang ke Semidang Aji, Kabupaten OKU, Provinsi Sumsel untuk berobat penyakit kelenjar getah bening yang dideritanya.

Pihak keluarga korban ikhlas dan menerima kejadiannya sebagai musibah. Pihak keluarga juga tidak bersedia dilakukan outopsi serta meyakini bahwa korban memang benar adalah keluarganya yang sempat hilang selama tiga hari.

“Diduga saat berjalan di tepi sungai, penyakit kelenjar teroid korban kambuh. Sehingga menyebabkan korban terpeleset dan hanyut terbawa arus Sungai Ogan,” ungkapnya.