Pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali dilakukan oleh perusahaan elektronik asal Belanda, Philips terhadap enam ribu karyawannya di seluruh dunia pada Senin (30/1).
- Disney PHK 7.000 Pekerja, Ini Penyebabnya
- Efek Pandemi COVID-19, PayPal PHK Ribuan Karyawan
- Buruh Tolak PHK Massal di Tengah Isu Resesi Global
Baca Juga
Chief Executive Officer (CEO) Philips Roy Jakobs mengatakan mereka perlu memaksimalkan keuntungan dengan memangkas biaya untuk menghadapi gejolak rantai pasokan dan inflasi.
"Ini adalah langkah yang cukup besar dan berdampak, tetapi kami melihat perlu untuk mengatasi kenaikan biaya di seluruh perusahaan dan dunia," jelasnya, seperti dimuat Bloomberg.
Tahun lalu, Philips telah mem-PHK 4 ribu orang, dan tahun ini ditambah menjadi 6 ribu, atau sekitar 8 persen dari para pekerjanya di duniapernapasan.
Kenaikan angka PHK disinyalir karena Philips dilanda banyak kerugian akibat perangkat terapi tidur yang diproduksi telah ditarik dari pasar.
Perusahaan itu juga menghadapi risiko tuntutan setelah peneliti menemukan bahwa busa yang rusak pada alat tersebut dapat memicu kanker dan masalah pernapasan.
Philips sudah mulai melakukan penarikan produk sejak Juni 2021 dan biaya kerugian yang harus ditanggung sekitar 885 juta poundsterling atau Rp 16,4 triliun.
- Kedua Kali Lakukan PHK Besar-besaran, Zuckerberg Pecat 10 Ribu Pegawai
- Disney PHK 7.000 Pekerja, Ini Penyebabnya
- Efek Pandemi COVID-19, PayPal PHK Ribuan Karyawan