Pejabat Pemprov Sumsel Disebut Terlibat Jadi Mentor Investasi Online FEC, Aufah Syahrizal: Kakak Juga Korban

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel , Aufah Syahrizal Sarkomi/repro
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel , Aufah Syahrizal Sarkomi/repro

Setelah banyak yang melapor terkait penipuan berkedok investasi online  Future e-Commerce (FEC). Kini bola panas investasi bodong tersebut kembali bergulir, bahkan oknum pejabat dinas di pemerintah Provinsi Sumsel disebut menjadi mentor senior investasi FEC yang telah banyak memakan korban.


Hal itu diungkapkan Deputi Komunitas Masyarakat Anti Korupsi (K-MAKI) Feri Kurniawan, menurutnya saat perayaan FEC di Palembang sekitar enam bulan lalu. Ketua Panitia acara tersebut yakni Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Dr Aufah Syahrizal Sarkomi, MSc. 

Diketahui yang  bersangkutan juga menjadi mentor di Sumsel. Saat ini, terdata sekitar ada 2.000 member FEC di Sumsel. 

"Mentor utama FEC harus segera dimintai keterangan karena perannya selaku penarik investasi masyarakat di FEC, bisa langsung tanyakan ke beliau (Aufa,red)," terang dia. 

Lebih lanjut Feri mengatakan, aparat kepolisian juga diminta untuk menyelidiki hingga tuntas terkait investasi berbasis belanja online yang diduga bodong ini. 

"Jelas ini sudah banyak korban dan mentornya harus bertangung jawab soal ini. Kami juga meminta aparat untuk tidak mengungkap jaringan ini hingga tuntas termasuk keterlibatan oknum pejabat, jangan tebang pilih harus diusut tuntas," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sumsel Aufah Syahrizal Sarkomi dikonfirmasi tidak membantah jika dirinya merupakan salah satu mentor di FEC. Namun Aufa menegaskan jika dirinya juga bagian dari korban. Bahkan dirinya sudah melaporkan hal tersebut ke Polda Sumsel.

“Kakak (saya) juga bagian dari korban. Saat FEC masih berjalan normal ada rencana FEC akan mengadakan Seminar Nasional yang dihadiri oleh para mentor yg telah sukses. Awalnya seminar akan diadakan di antara tiga kota besar, Jakarta, Bandung dan Surabaya. Tiba-tiba naluri pariwisata saya muncul dan saya  mencoba nyeletuk dalam diskusi yang dilakukan melalui zoom meeting, kalau ketiga Kota Besar tersebut tidak siap, maka Palembang siap kalau di tunjuk menjadi tuan rumah Seminar Nasional tersebut,” kata Aufa, Rabu (13/9) malam.

Di dalam seminar tersebut menurut Aufa dihadiri oleh orang-orang  sukses seperti Pak Surya, yang awalnya penjaga toko pertanian bisa menjadi miliyuner dengan penghasilan Rp150 juta per hari yang di dapat dari bisnis tersebut.  Kemudian seorang Guru dari Banyuwangi yang berpenghasilan Rp75 juta per hari.

“Banyak lagi para mentor yang sukses berbagi informasi kebahagian dalam seminar tersebut. Siapa yang tidak tergiur dan terhipnotis dari cerita yang di sampaikan oleh nara sumber. Termasuk saya sebagai manusia yang memiliki mimpi dan keinginan. Juga akhirnya ikut dalam bisnis ini sejak bulan Mei  lalu,” katanya.

Menurut Aufa, awalnya bisnis ini berjalan normal, tetapi setelah bisnis ini di bekukan oleh PAKI/OJK karena dianggap belum memenuhi persyaratan yang sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Sehingga banyak masyarakat yang baru bergabung dan belum menikmati keuntungan dari bisnis ini tidak siap dan tidak menerima kenyataan yang ada.  

“Padahal untuk bergabung dalam bisnis ini tidak ada paksaan dari pihak manapun, dan itu berdasarkan keinginan dan keyakinan pribadi masing- masing. Karena bermimpi dan mengharapkan mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat tanpa harus kerja keras dan menguras keringat, semua seakan terhipnotis dan kesurupan, sehingga ada yang harus menggadaikan benda-henda kesayangan mereka. Ya itu tadi karena terhipnotis ingin kaya mendadak," pungkasnya.