Pasar Cinde Palembang, Ladang Berburu Harta Karun Kolektor Barang Antik

Barang bekas serta barang antik yang dijual oleh pedagang di Pasar Cinde. (humaidy kenedy/rmolsumsel.id)
Barang bekas serta barang antik yang dijual oleh pedagang di Pasar Cinde. (humaidy kenedy/rmolsumsel.id)

Kawasan Cinde sejak dulu sudah terkenal sebagai pusat perdagangan barang bekas di Palembang.Setiap akhir pekan, Pasar Cinde selalu dipadati oleh pedagang barang-barang bekas. Mulai dari pakaian, barang elektronik, alat rumah tangga, dan lain-lain.


Ditengah-tengah ramainya pedagang tersebut, ternyata terdapat beberapa pedagang yang menarik perhatian, yakni pedagang barang-barang antik. Salah seorang pedagang barang antik, Nopal mengatakan bahwa barang yang ia tawarkan merupakan koleksi pribadinya.

“Kebanyakan yang saya jual disini barang saya yang lama dahulu, seperti cermin, radio, hingga lemari,” kata Nopal, Minggu (16/1).

Pria 41 tahun itu sudah delapan tahun terakhir menjadi pedagang barang antik. Diawali dari hobi mengkoleksi barang-barang antik, akhirnya dirinya terjun ke bisnis tersebut.

Nopal terkadang berkeliling ke tiap-tiap daerah untuk mencari barang-barang antik yang berpotensi untuk dijual. Hampir setiap kabupaten kota di Sumsel sudah disambangi Nopal.

“Keliling mencari-cari dirumah-rumah warga yang lama, kalau beruntung bisa ketemu sama barang antik itu,” ujarnya.

Untuk harga, Nopal tidak mematok terlampau tinggi. Tergantung dengan jenis barang yang dijual. Barang seperti cermin, radio, atau pemutar musik, harganya berkisar Rp100 – 300 ribu.

Lalu untuk barang seperti kamera jadul, lemari, serta barang yang umurnya 70 tahun lebih, Nopal mematok dengan harga hingga puluhan juta rupiah.

“Untuk yang saya jual di Pasar Cinde ini barang-barang biasa yang harganya cuman ratusan ribu. Namun untuk lemari atau barang antik yang harganya tinggi, biasanya pembeli langsung ke rumah,” terangnya.

Nopal sendiri merupakan warga Tanah Laut 30 Ilir, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I. untuk lapak Nopal sendiri berada di Jalan Cinde Welan.

Hirme Yudi, pedagang barang antik lainnya mengatakan dirinya fokus pada penjualan barang antik untuk memutar music, yakni piringan hitam.

“Saya sangat terobsesi sekali dengan piringan hitam ini, karena ini menjadi barang antik yang masih bisa dinikmati hingga saat ini,” terangnya.

Berada di Gang Danau, Yudi menjadi salah satu pedagang barang antik yang sering disambangi oleh kolektor. Tak hanya piringan hitam, Yudi juga menjajahkan barang lainnya seperti kamera analog, lemari, koper jadul, dan lain-lain.