OVO Catat 21 Juta Konsumen Baru di Indonesia

Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

OVO sebagai platform pembayaran digital di Indonesia, kini semakin memperkuat kehadirannya hingga pelosok Nusantara dengan berkolaborasi bersama berbagai mitra.


Tercatat, sejak awal pandemi telah tercipta 21 juta konsumen digital baru di Indonesia. Dimana, 72 persennya berasal dari daerah luar perkotaan.

"Ini menunjukkan pertumbuhan penetrasi ekonomi digital yang terjadi di Indonesia sebagai pasar terbesar di Kawasan Asia Tenggara," kata Head Of Corporate Communications OVO, Harumi Supit dalam keterangan resminya, Kamis (17/3).

Dengan kondisi ini maka target untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN tahun 2025 mendatang bukan suatu hal yang berlebihan. Ditambah lagi, kekuatan teknologi yang dimiliki OVO digabungkan dengan kehadiran mitra di berbagai titik di Indonesia merupakan sebuah kombinasi kerjasama yang sangat mumpuni untuk menjadi pintu yang menghubungkan jutaan masyarakat underbanked dan unbanked di Indonesia ke layanan keuangan digital.

"Saat ini juga, layanan top up dan tarik tunai OVO telah hadir lebih dari 8 juta titik hingga ke seluruh pelosok Indonesia," ujarnya.

OVO berkomitmen untuk terus mendukung transformasi digital di Indonesia. Oleh karenanya, pihaknya sangat bangga dapat berkolaborasi dengan beragam mitra, mulai dari Mitra Bukalapak, Fastpay, Agen Mandiri, PT Pos Indonesia, Indomaret, Lotte Mart, Grab Merchant hingga BCA untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan serta percepatan dan pemulihan ekonomi.

Kemitraan terbaru OVO yang tentunya juga akan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan top up saldo OVO adalah dengan Grup Matahari Putra Prima, termasuk Hypermart, Primo, Foodmart, Hyfresh, FMX, dan Boston Stores. 

"OVO yakin seluruh kemitraan ini akan memberikan dampak positif khususnya untuk mewujudkan target Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN tiga tahun mendatang,” tutup Harumi.