Lonjakan Kasus Covid-19 di Sumsel Akibat Menurunnya Disiplin Prokes

ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)
ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)

Tak sampai sepekan, angka penularan Covid-19 mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Lonjakan mulai terjadi di akhir Januari hingga awal Februari 2022 ini. 


Data Satgas Covid-19 Sumsel,  pada 29 Januari 2022 lalu, jumlah kasus positif harian mencapai 20 orang per hari, dengan total 84 kasus positif. No, di awal bulan ini tepatnya 3 Februari lalu jumlah kasus positif telah mencapai 346 kasus. 

Jumlah keterisian rumah sakit juga mengalami lonjakan. Dari 10 orang di  29 Januari lalu menjadi 27 orang di 3 Februari lalu. Sementara untuk isolasi mandiri melonjak dari 74 orang menjadi 319 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nurainy mengatakan, lonjakan kasus dalam sepekan terakhir disebabkan menurunnya disiplin protokol kesehatan masyarakat. Bahkan, saat ini masyarakat cenderung mengabaikan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. 

"Turunnya jumlah kasus di akhir tahun lalu membuat disiplin masyarakat menjadi berkurang. Kami imbau kedepannya pelaksanaan prokes khususnya di tempat umum bisa diperketat," kata Lesty saat dibincangi, Jumat (4/2). 

Terkait dampak varian baru, Dinkes Sumsel belum bisa memastikannya. Sebab, masih harus dilakukan pengujian sampel di laboratorium. "Belum tau variannya apa, kita juga masih menunggu hasil pemeriksaan sampel ke laboratorium dari Litbangkes Jakarta untuk memastikan varian Delta kah atau Omicron," ungkap Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri. 

Yusri menuturkan lonjakan kasus saat ini terjadi sangat cepat. Tidak sampai satu pekan penyebaran virus yang terlihat dari konfirmasi kasus positif mengalami peningkatan. 

"Sama saja untuk tingkat sebarannya, bahkan untuk Omicron lebih ringan dari varian delta, namun tingkat penularan yang tinggi sehingga kasus positif cenderung lebih banyak," ungkap Yusri.

Dia mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan disiplin pelaksanaan prokes. Pasalnya, fatality atau tingkat resiko bagi pasien yang tertular varian baru tidak bisa diprediksi. 

"Khususnya yang memiliki komorbid. Kami harap bisa lebih waspada. Sebab, tidak menutup kemungkinan tingkat resikonya sama ataupun lebih tinggi dari varian sebelumnya," tandasnya.