Kuota LPG di Sumsel Bertambah 7.656 MT

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel melalui Dinas ESDM Sumsel melakukan penambahan kuota Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram di tahun 2022 yakni sebanyak 7.656 Metrik Ton (MT).


Dengan penambahan ini maka kuota Sumsel yang sebelumnya hanya 213.565 MT kini menjadi 221.221 MT atau meningkat sebesar 2,7 persen dibandingkan tahun 2021 lalu. 

"Tahun ini secara umum ada penambahan kuota 2,7 persen," ujar Alpis Pardin, Wakil Ketua DPD II Hiswana Migas Sumbagsel, beberapa waktu lalu.

Kenaikan 2,7 persen itu korelasi perbandingan kenaikan harga setelah di revisi. Menurutnya, kuota yang yelah ditetapkan itu tak sesuai dengan usulan yang diajukan Pemprov  Sumsel.

"Itu domain dan kewenangan pusat, kalau kita berharap paling tidak bisa sesuai dengan kuota yang diusulkan turunnya," katanya. 

Dia menyebut, tingginya harga di pasaran yang dijual oleh pedagang masih akan dicarikan solusinya. Termasuk soal temuan Gubernur Sumsel di Lahat beberapa waktu lalu yang mencapai Rp40 ribuan per tabung. mengingat beberapa provinsi tetangga sudah mulai melakukan penyesuaian harga.

"Itu nanti hitungan teknisnya kita diskusikan dengan pemerintah," katanya. 

Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Pemprov Sumsel, Ekowati Retnaningsih mengatakan, pada 2021 pengajuan kuota LPG ini sebanyak 229.781 MT namun hanya terealisasi 213.565 MT. Kuota 2021 itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 211.525 MT.

Meski kondisi ketersediaan gas LPG 3 kilogram ini pada tahun lalu fluktuatif,  dirinya mengkonfirmasi hal itu karena penerimanya yang tidak tepat sasaran. Padahal di tabung sudah tertulis hanya untuk orang miskin, kenyataannya semua bisa membeli.

"Tahun lalu ada 136 agen dan 6.100 pangkalan di Sumsel. Hanya saja, pangkalan banyak menjual tabung gas elpijinya kepada pengecer atau pedagang dan terus berantai sehingga membuat harganya di pasaran tinggi" sambungnya.

Namun hal tersebut diakuinya sebab keterbatasan akses bagi masyarakat langsung ke pangkalan. Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pengecer dan tentunya akan berimbas pada tingkatan harga.

"Tapi, itu juga tak bisa disalahkan karena jaraknya yang jauh antara pangkalan dan masyarakat di suatu daerah sehingga membuat pengecer menyetok barang cukup banyak. Tapi, bisa dikatakan mereka ini memudahkan masyarakat karena juga menjangkau komunitas," pungkasnya

Hendriansyah, Kepala Dinas ESDM Sumsel menambahkan, kuota untuk Sumsel sebesar 221.221 MT ini dipastikan tak akan memenuhi kebutuhan di Sumsel. "Angka itu belum sesuai kuota dan tidak sesuai dengan usulan kita," pungkasnya.