Konsumsi Meningkat, Indonesia Potensial untuk Pengembangan Itik Gunsi PKC

Itik Gunsi PKC di salah satu peternakan PT PPG. (Kementan/rmolsumsel.id)
Itik Gunsi PKC di salah satu peternakan PT PPG. (Kementan/rmolsumsel.id)

Populasi itik pedaging di Indonesia terus naik seiring tumbuhnya tingkat konsumsi. Merespons hal itu, Kementerian Pertanian saat ini terus berupaya untuk melestarikan sumber daya genetik hewan (SDGH) dengan melakukan pemuliaan ternak untuk memperoleh bibit ternak yang bermutu di mana salah satunya rumpun Itik Gunsi Peking Khaki Champbell (PKC).


Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda mengatakan, berdasarkan data statistik peternakan tahun 2021, populasi itik di Tanah Air terdapat sekitar 50 juta ekor. Populasi dari tahun 2020 sampai dengan 2021 tercatat meningkat sekitar 2 juta ekor. Populasi terbanyak pengembangan itik berada di provinsi Jawa Barat sebesar 9,9 juta ekor, Jawa Timur sebesar 6,6 juta ekor, Jawa Tengah 5,5 juta ekor dan Sulawesi Selatan 5,2 juta ekor.

“Itik pedaging merupakan salah satu komoditas yang akan terus dikembangkan di Indonesia karena makin hari konsumen daging itik makin meningkat yang mampu mengangkat ekonomi masyarakat peternak,” ujar Agung, Selasa (22/3).

Menurut Agung, Itik Gunsi PKC merupakan sumber genetik yang mesti dikembangkan dan dijadikan sumber ketahanan pangan nasional. Pelestarian rumpun Itik Gunsi PKC juga telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 366/Kpts/PK.020/M/5/2019 tentang Pelepasan Rumpun Itik Gunsi PKC.

“Itik Gunsi PKC mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Untuk itu, kami menerapkan langkah pelestarian melalui penetapan dan pelepasan rumpun atau galur ternak lokal untuk menjaga dari kepunahan,” kata Agung.

Pemilik PT. Perkasa Genetika (PT. PPG), Ang Hendra menyampaikan, pihaknya telah merintis pembentukan rumpun baru itik tipe pedaging dengan menyilangkan antara itik Peking dengan itik Khaki Campbell yang ada di Indonesia.

Kegiatan persilangan atau pemuliaan tersebut sudah dimulai sejak tahun 2012. Itik Peking digunakan karena produksi dagingnya yang tinggi dan itik Khaki Champbell digunakan karena produksi telurnya yang cukup baik.

“Hasil persilangan ini untuk membentuk rumpun baru tipe pedaging yang dapat beradaptasi di Indonesia yang disebut dengan Itik Gunsi PKC,” ungkap Hendra.

Hendra menerangkan, saat ini PT. PPG juga sedang menyiapkan target produksi untuk tahun 2022 sebanyak 1 juta ekor per bulan setara Final Stock (FS). Berikutnya tahun 2023 ditargetkan sebanyak 2 juta ekor.

PPG juga telah mengembangkan itik di 7 peternakan yg berlokasi Jawa Barat (4 peternakan di Kecamatan Gunung Sindur dan 3 peternakan di Kecamatan Rumpin) dan mampu mendistribusikan ke 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.