Kasus Dugaan Malpraktik, Polda Sumsel Layangkan Panggilan Kedua Oknum Dokter RSUD Bari

 Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumsel Kombes Pol Agung Marlianto Basuki SIK /ist
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumsel Kombes Pol Agung Marlianto Basuki SIK /ist

Sempat mangkir saat dilayangkan pemanggilan pertama. Penyidik Subdit Tipidter kembali melayangkan pemanggilan kedua kepada B oknum dokter RSUD Bari Palembang terlapor dugaan kasus malpraktik terhadap DA (7) saat operasi usus buntu. 


Hal ini disampaikan Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumsel Kombes Pol Agung Marlianto Basuki SIK ketika di konfirmasi, Kamis (23/03/2023).

"Ya sudah kami layangkan surat pemanggilan kedua,"kata Agung. 

Dalam pemanggilan yang kedua ini kata Agung, B oknum dokter RSUD Bari Palembang ini dijadwalkan untuk datang ke Polda Sumsel pada hari Jumat besok. 

"Saat ini baru lima orang yang diperiksa. Mereka terdiri dari 3 dokter, 1 perawat dan pelapor. Masih ada beberapa orang yang belum memenuhi panggilan," tambahnya.

Terpisah Majelis Kehormatan Etik Kedokteran IDI Cabang Palembang DR dr. Anang Tribowo Sp.M(K) mengatakan untuk Dokter B akan diikut sertakan dalam rapat bersama dengan IDI di Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin.

"Rencananya besok (Jumat) kita rapat MKEK di ruang Komite Medik RSMH jamnya belum ditentukan," ujarnya.

Oknum Dokter RSUD Bari Palembang berinisial B dilaporkan orangtua pasien karena sudah tiga kali lakukan operasi usus buntu terhadap DA namun bukannya sembuh tapi luka operasi justru mengeluarkan cairan yang berwarna kuning.

Setelah jalani operasi selama tiga kali di rumah sakit Bari Palembang akhirnya DA dirujuk ke rumah sakit Hermina. Dan yang terakhir dari rumah sakit Hermina, DA dirujuk kembali ke Rumah Sakit Umum Muhammad Hoesin.

Ayah dari DA mengaku bahwa anaknya juga diduga terkena gizi buruk sehingga pada saat dibawa ke rumah sakit Umum Muhammad Hoesin dilakukan perbaikan gizi sebelum dilakukan operasi ulang untuk ke empat kalinya.

Namun nasib malang dialami oleh DA, kurang lebih sepekan ia mendapat perawatan di sana ia menghembuskan nafas untuk yang terakhir.

Edison mengungkapkan, pihak RSMH Palembang telah berupaya maksimal untuk memulihkan kondisi korban yang semakin melemah.

"Namun karena korban memang kondisi sudah parah sebelum dirujuk ke RSMH Palembang membuat kondisi korban terus menurun," ucapnya.

DA meninggal dunia pada Minggu (19/3/2023) sekitar pukul 21.30 WIB, setelah menjalani perawatan intensif selama lebih dari satu pekan pasca dirujuk dari RS Bari.