Hujan Mulai Turun, Air di Bendungan Watervang Lubuklinggau Mulai Mengalir Normal

Air di Bendungan Watervang Lubuklinggau setelah diguyur hujan kembali mengalir normal. (ist/RMOLSumsel.id)
Air di Bendungan Watervang Lubuklinggau setelah diguyur hujan kembali mengalir normal. (ist/RMOLSumsel.id)

Setelah lima bulan alami kekeringan akibat kemarau, kini kondisi air di objek wisata Bendungan Watervang peninggalan Belanda di Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan kembali mengalir.


Kondisi tersebut terlihat setelah kota Lubuklinggau diguyur hujan pada Jumat, 3 November 2023 malam. Dan menyebabkan sejumlah rumah warga sempat terendam banjir.

Erik, petugas parkir di lokasi objek wisata Bendungan Watervang mengatakan, air bendungan sudah mengalir sejak semalam. Itu dikarenakan hujan tidak hanya di Lubuklinggau. Tapi juga terjadi di daerah Curup (Bengkulu).

“Jadi dari Ilir ke Ulu, sehingga debit air Sungai kelingi meningkat sejak semalam sampai dengan siang ini," kata Erik ditemui pada Jumat siang, (3/11).


Menurutnya, kondisi ini sudah terlihat sejak semalam. Dan di pagi hari aliran air Bendungan Watervang cukup besar. DN di siang hari kondisinya mulai berkurang. 

“Tidak seperti tadi pagi, airnya deras. Kalau siang ini sudah mulai berkurang airnya," tambah Erik.

Meski begitu, Erik berharap agar aliran Sungai Kelingi kembali normal seperti sedia kala. Sehingga dapat berdampak terhadap aliran air di Bendungan Watervang. 

"Ini sudah lima bulan kering karena kemarau. Jadi pengunjung sepi karena air bendungan tidak mengalir," pungkasnya.


Sementara itu Kasi Jaminan Sosial Keluarga Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Lubuklinggau yang juga Koordinator Tagana, Novi mengatakan saat ini sudah mulai memasuki musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Dan pihaknya mengingatkan warga yang rumahnya dekat bantaran sungai untuk waspada terjadinya kenaikan debit air sungai. 

Kata Novi, di Lubuklinggau terdapat 4 wilayah yang rawan banjir akibat luapan aliran sungai. Adapun wilayah tersebut yakni Lubuklinggau Timur II meliputi Karya Bakti, Wirakarya dan Cereme. 

"Itu biasanya banjir akibat luapan Sungai Mesat," bebernya.  

Wilayah rawan banjir juga sambung Novi terjadi di wilayah Lubuklinggau Barat I yakni Kelurahan Muara Enim. 

Kemudian daerah Moneng Sepati, Ulak Surung, Watervang dan Taba Pingin. Di daerah ini banjir biasanya akibat luapan Sungai Kelingi. 

Selanjutnya di wilayah Lubuklinggau Utara I juga termasuk langganan banjir akibat luapan Sungai Malus. Meliputi daerah Tanjung Raya dan Taba Baru.