Usai Kemarau, Pagar Alam Dilanda Hujan Es

Butiran es yang didapatkan warga kota Pagar ALam saat hujan berlangsung. (Handout)
Butiran es yang didapatkan warga kota Pagar ALam saat hujan berlangsung. (Handout)

Fenomena hujan es kembali menghebohkan Kota Pagar Alam pada Kamis (24/10/2024) sore. Setelah seharian diselimuti kabut hitam, hujan lebat disertai butiran es seukuran kelereng turun, menimbulkan suara keras saat menimpa atap rumah warga.


Warga setempat terlihat terpesona dan banyak yang memungut butiran es yang berjatuhan.

“Beneran batu es yang turun dengan hujan karena ketika dipegang hawanya dingin sekali,” ujar Dinda, salah seorang warga.

Anak-anak pun tidak ketinggalan dalam euforia ini. Mereka berlarian mengumpulkan butiran es sembari penasaran menanyakan kepada orang dewasa mengenai penyebab fenomena tersebut.

“Kenapa bisa turun hujan es padahal kita bukan Eropa?” tanya seorang anak kepada orang tuanya.

Menurut Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), fenomena hujan es di beberapa wilayah Indonesia sudah diprediksi akibat pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup padat, sehingga menyebabkan atmosfer menjadi tidak stabil. BMKG mencatat bahwa fenomena ini sudah terjadi sejak bulan September hingga Oktober 2024.

Namun, bagi sebagian masyarakat, khususnya petani sayuran, fenomena ini menimbulkan kekhawatiran.

“Hujan es seperti ini dapat merusak tanaman kami,” keluh Amri, seorang petani.

Kekhawatiran ini muncul karena butiran es dapat menyebabkan tanaman busuk dan mengancam hasil panen.