Hilang 10 Hari, Pemuda di Muara Enim Ditemukan Tewas Tinggal Tulang, Kepala Tergantung Badan Terpisah

Olah TKP menemuan mayat di KPL Banko Barat 14 Pit 3 Timur berbatasan dengan Desa Tegal Rejo Rt 14.(Dok. Polres Muara Enim)
Olah TKP menemuan mayat di KPL Banko Barat 14 Pit 3 Timur berbatasan dengan Desa Tegal Rejo Rt 14.(Dok. Polres Muara Enim)

Niat hendak pergi memancing, Aprianto (24) kaget setelah menemukan sesosok mayat dengan kepala dan tubuh yang terpisah.  


Dirinya menemukan tengkorak kepala manusia tergantung di pohon bambu, sedangkan bagian tubuhnya tergeletak di tanah, lebih terpukul lagi dirinya mengetahui bahwa ciri-ciri pakaian yang dikenakan korban merupakan kakak kandungnya bernama Mustika Hariyato (26) yang sempat menghilang selama 10 hari.

Penemuan  sesosok mayat itu berada di KPL Banko Barat 14 Pit 3 Timur berbatasan dengan Desa Tegal Rejo, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada Minggu (22/1) pukul 15.00 WIB. A

tas penemuan tersebut jajaran Polsek Lawang Kidul bersama Tim Lakid dan Tim Inafis Polres Muara Enim langsung melakukan olah TKP.

Plh Kapolsek Lawang Kidul Iptu Yulisman didampingi Kanit Reskrim Ipda Zakwan Rifqy, mengatakan, penemuan mayat itu pertama kali diketahui oleh saksi Aprianto (24) saat dalam perjalanan hendak memancing ikan di aliran Sungai Kari Rt 14 Desa Tegal Rejo yang berbatasan dengan KPL Banko Barat 14 Pit 3 Timur.

Dalam perjalanan menuju lokasi mancing,  tiba-tiba ia mencium bau busuk dari arah pohon bambu di dekat aliran sungai tersebut. 

Saksi pun mencari bau busuk tersebut dan mendapati tengkorak kepala manusia tergantung di pohon dan sesosok badan manusia tergeletak di tanah tanpa kepala. 

Saksi pun mengenali pakaian yang dikenakan sesosok mayat tersebut dan meyakini bahwa sesosok mayat itu adalah kakak kandungnya bernama Mustika Hariyanto yang telah menghilang sejak kurang lebih 10 hari yang lalu. Kemudian saksi pun berlari pulang ke rumah  memberitahukan kepada keluarga atas penemuan kondisi sang kakak dan meminta bantuan tetangga.

"Saksi Aprianto meyakini bahwa sesosok mayat tersebut merupakan kakak kandung saksi dikarenakan pakaian yang dikenakan korban merupakan pakaian milik saksi Aprianto saat terakhir kali saksi melihat kakak saksi sebelum menghilang," ujar Yulisman, Senin (23/1).

Selain memberitahu pihak keluarga dan warga. Saksi Aprianto langsung menghubungi Polsek Lawang Kidul. Sekira pukul 16.45 WIB, kata dia, Tim Inafis Polres Muara Enim yang tiba di TKP bersama dengan Anggota Polsek Lawang Kidul, Tim SAR Bukit Asam dan Security Bukit Asam langsung melakukan Olah TKP dan evakuasi mayat tersebut untuk dilakukan Visum di RS Bukit Asam Medika (BAM) Tanjung Enim.

Berdasarkan hasil olah TKP didapati bahwa sesosok mayat tersebut melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri.

Disamping itu, sambung Yulisman, dari keterangan Aprianto bahwa kakaknya Mustika Hariyanto telah pergi dari rumah sejak tanggal 12 Januari yang lalu dan pihak keluarga telah mencari keberadaannya dan melaporkan hal tersebut kepada Pemerintahan Desa Tegal Rejo dan Bhabinkamtibmas Desa Tegal Rejo.

Lanjutnya, bahwa Mustika Hariyanto terakhir pergi dari rumah mengatakan akan pergi dan pamitan dengan Aprianto hendak merantau  jauh, jangan cari aku sampaikan dengan orang tua. 

Lalu Mustika Hariyanto pergi dengan menggunakan pakaian milik Aprianto. Selain itu, kata dia, sang kakak telah beberapa kali mengatakan hendak mengakhiri hidup dikarenakan kakaknya tersebut merasa tidak adanya pekerjaan.

"Diduga korban mengalami tekanan hidup atau depresi karena tidak mempunyai pekerjaan tetap sehingga membuat korban selalu berpikir untuk mengakhiri hidupnya," jelasnya.

Pihak keluarga menerima atas meninggalnya korban dan membuat surat pernyataan tidak bersedia dilakukan otopsi dan ber terhadap jenazah, sekitar pukul 18.55 WIB jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk segera dilakukan pemakaman di TPU Kamboja 2 Desa Tegalrejo, Kecamatan Lawang Kidul.