Hasil Survei LSI: Herman Deru Unggul Dominan di Pilgub Sumsel

Bacagub Sumsel, Herman Deru. (ist/rmolsumsel.id)
Bacagub Sumsel, Herman Deru. (ist/rmolsumsel.id)

Bakal Calon Gubernur Sumsel, Herman Deru unggul dominan berdasarkan hasil survei terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait Pelaksanaan Pemilihan ubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Sumsel yang bakal digelar November mendatang. 


Survei tersebut dilakukan pada tanggal 10 hingga 20 Mei 2024 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang di 17 kabupaten/kota di Sumsel. Survei menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of error lebih-kurang 2,9 persen.

"Hasil survei kami, Cagub Sumsel Herman Deru unggul di atas 50 persen dari calon lainnya," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, Jumat (24/5). 

Menurutnya, elektabilitas Herman Deru tertinggi dalam simulasi semi terbuka atau banyak nama. Dia mengungguli tokoh lainnya yang muncul dalam survei. "Siapapun lawannya, Herman Deru masih unggul diatas 50 persen," ucapnya. 

Dia mengatakan, faktor yang membuat tingginya elektabilitas Herman Deru seperti popularitas yang tinggi dan kepuasan masyarakat saat dirinya menjabat Gubernur 2013-2018 lalu. 

Djayadi menuturkan, satu-satunya yang bisa mengganggu tingkat keterpilihan Herman Deru yakni tidak mengikuti konstelasi Pilgub Sumsel. Menurutnya, jika nama Herman Deru tidak masuk Pilgub Sumsel, calon lainnya akan bersaing ketat. 

"Selisih antar calon hanya sekitar 1-2 persen saja jika Herman Deru tidak ikut Pilgub Sumsel," bebernya. 

Menurutnya, hasil survei tersebut bisa saja berubah. Namun, dengan waktu yang sudah dekat serta jarak hasil survei yang dominan sulit untuk dikejar oleh calon lainnya. 

"Bisa saja berubah tapi jarak yang dominan tidak mudah karena tinggal 5 bulan lagi, lain kalau masih tersisa 2 tahun ada perubahan drastis," ucapnya.

Akademisi STISIPOl Candradimuka Palembang, Ade Indra Chaniago. (ist/rmolsumsel.id)

Waspada Swing Voter dan Undecide Voter 

Sementara itu, Pengamat Politik Sumsel, Ade Indra Chaniago mengatakan, hasil survei tersebut bisa saja berubah karena masih ada rentang waktu sekitar enam bulan sebelum pelaksanaan Pilkada, November mendatang. 

Apalagi, kata Ade, masih ada sekitar 48 persen masyarakat yang menjawab tidak tahu pada simulasi Top of Mind. "Kalau saya realistis ya untuk memandang hasil survei ini. Sebab, masih ada waktu beberapa bulan lagi hingga pendaftaran," kata Ade. 

Dia mengatakan, survei tersebut bisa saja berlaku ketika pilkada dilakukan secara tersendiri. Misal Pemilihan Gubernur (Pilgub) saja. Namun, untuk Pilkada serentak, strategi untuk menggaet kandidat Bupati/Wali Kota juga cukup punya pengaruh.  

"Seperti Pileg, kolaborasi antar Caleg di berbagai tingkatan dapat mempengaruhi suara. Begitu juga nantinya di Pilkada serentak ini, ada paket calon satu dengan lainnya," ucapnya. 

Akademisi Stisipol Candradimuka Palembang ini juga mengingatkan, dalam survei ada yang Namanya undecide voter dan swing voter

"Itu dibuka tidak dalam pengumuman hasilnya. Jumlah pemilih yang belum memutuskan pilihan (undecide voter) dan pemilih yang berubah pilihan (swing voter). Elemen ini kan bisa menentukan juga," tandasnya.