Harga Elpiji di Sumsel Naik, DPRD Sebut Masih Wajar Asalkan Tidak Langka

ilustrasi/ist
ilustrasi/ist

Harga eceran tertinggi (HET) Elpiji 3 kg di Sumatera Selatan (Sumsel) resmi naik dari Rp 15.650 menjadi Rp 18.500 mulai hari ini. 


Menyikapi hal tersebut, anggota Komisi II DPRD Sumsel, Handry Pratama Putra, menyatakan bahwa kenaikan harga ini masih dalam batas wajar, asalkan distribusinya tidak langka dan masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.

"Sebenarnya, kalau di masyarakat ini, tidak masalah harga naik, yang penting tidak langka dan mudah didapat," ujar Tama sapaan akrabnya ketika dibincangi, Kamis (9/1).

Menurutnya, meskipun di beberapa daerah harga elpiji 3 kg mencapai Rp 28.000, masyarakat tetap membeli karena kebutuhan. Politisi Partai Demokrat ini juga meminta pemerintah daerah memastikan bahwa kenaikan harga tidak menambah beban bagi masyarakat, khususnya pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Kenaikan harga ini terjadi karena penyesuaian terhadap beban subsidi yang sangat besar. Namun, pemerintah harus memastikan dampaknya tidak terlalu berat bagi masyarakat dan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah," tegas Tama.

Ia juga menekankan pentingnya memastikan peruntukan LPG 3 kg tepat sasaran, yakni untuk masyarakat miskin dan pelaku UMKM kecil. "UMKM memiliki peranan strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi. Kita harap peruntukannya benar-benar sesuai target," tutupnya.