Dugaan Permainan Karantina Warga Asing, Ini Tanggapan Satgas Covid-19

ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)
ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)

Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 buka suara terkait polemik dugaan permainan karantina yang dialami oleh warga negara (WN) Ukraina, Iryana dan putrinya saat tiba di Indonesia.


Kabid Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Hery Trianto mengatakan, setelah dilakukan investigasi, prosedur karantina dan isolasi yang dijalani Iryana tidak ada masalah.

"Jadi kalau dikatakan prosedurnya kalau dari penelusuran sih nggak ada masalah," kata Hery Trianto dalam keterangannya, Rabu (2/2).

Hery menjelaskan, bahwa Iryana dan putrinya tiba di Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada tanggal 16 Januari 2022.

Sesuai prosedur, keduanya kemudian melakukan karantina di hotel daerah Harmoni setelah mendapatkan hasil entry test PCR negatif Covid-19.

Pada hari keenam karantina, lanjutnya, Iryana dan putrinya memperoleh exit test PCR. Hasil menunjukkan positif Covid-19.

"Dia (Iryana) positif CT-nya 19 sama 24, anaknya yang 6 tahun itu 24. Kalau Iryana, ini kan kategori infeksius. Nakesnya pasti akan merekomendasikan dia untuk diisolasi, karena dia memang tanpa gejala," terangnya.

Saat itu, masih kata Hery, Iryana memilih untuk karantina di hotel isolasi dan meminta untuk dilakukan tes pembanding. Pada perminttaan ini, dikabulkan dengan catatan biaya ditanggung mandiri.

Lebih lanjut, setelah menjalani isolasi di hari ke-5, Iryana dan putrinya itu kembali menjalani tes PCR. Hasilnya menunjukkan bahwa keduanya negatif Covid-19 dan keluar hotel isolasi pada tanggal 28 Januari untuk menuju ke Bali.

Dari kasus Iryana itu, Hery menyebutkan, Satgas menemukan banyak kasus perbedaan hasil PCR pada saat kedatangan dan hasil tes setelah menjalani karantina.

"Jadi 1.000 yang exit misalnya 6 persen, berarti 60 orang di antaranya, atau dari 100 yang keluar di antaranya bisa positif (Covid-19), exit test-nya itu sampai 6,4 persen. Kalau yang entry test itu positivity rate-nya 2,8 persen. Jadi memang lebih banyak," bebernya.

Kata Hery lagi, perbedaan hasil test ketika tiba dan setelah menjalani karantina juga bisa berbeda dengan melihat potensi penularan Covid-19 selama perjalanan di dalam pesawat.

"Ketika masuk (Indonesia) bisa jadi dia tertular di dalam pesawat atau sebenarnya sudah ada virus di tubuhnya tetapi belum berkembang. Itu yang kenyataannya. Belum terdeteksi," pungkasnya.