Diguyur Hujan Satu Jam, ISPU Palembang Turun Drastis

Hujan yang mengguyur Kota Palembang selama dua jam, Rabu (18/10), membuat kualitas udara di Palembang sedikit membaik. 


Berdasarkan data dari Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), konsentrasi partikulat atau PM 2.5 di Palembang hari ini sempat menyentuh di atas 400 Ugram/m3 pada pukul 05.00 WIB atau berada di level sangat berbahaya. Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 07.00 WIB.

Lalu pukul 12.00 WIB, konsentrasi partikulat kembali menurun di angka 234.80 Ugram/m3 dan berada di level sangat tidak sehat. Setelah pukul 13.00 WIB, PM 2.5 turun lagi menjadi, 152.70 Ugram/m3 dan berada di level kuning atau tidak sehat. Angka tersebut kembali turun pada pukul 16.00 WIB menjadi 100.40 ugram/m3.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis, menjelaskan bahwa hujan yang terjadi di Palembang disebabkan oleh kehadiran awan penghujan yang cukup besar. Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memiliki andil besar dalam meningkatkan potensi hujan.

"Potensi hujan telah terpantau sejak tanggal 13 Oktober dan diperkuat oleh TMC," katanya. 

Menurutnya, hujan tidak hanya turun di Kota Palembang saja. Tapi juga, di wilayah Banyuasin dan sebagian wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). "Potensi awan hujan akan berlangsung sampai 22 Oktober mendatang," bebernya. 

Wandayantolis juga mengatakan, turunnya hujan akan mengurangi kondisi asap yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan di Palembang. Namun, jika lokasi kebakaran yang saat ini belum berhasil dipadamkan masih aktif, hal ini dapat menyebabkan kabut asap kembali menyelimuti Palembang.

Dari pantauan citra radar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga saat ini, potensi hujan di OKI masih kecil, meskipun titik api terbesar berada di wilayah tersebut. Meski hujan membantu, potensi asap dan penurunan kualitas udara masih mungkin terjadi karena hujannya belum mencapai sumber asap.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan Lahan Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto, mengungkapkan bahwa kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di empat kabupaten: OKI, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Ilir. 

"Upaya pemadaman masih terus dilakukan, terutama di daerah OKI, yang belum menerima hujan," tandasnya.