Pandemi yang terjadi di Sri Langka berdampak kepada perekonomian. Karena itu, Negara Permata Samudra Hindia ini mendeklarasikan tengah mengalami keadaan darurat ekonomi dan mencari pinjaman sebesar 100 juta dolar AS atau setara Rp1,4 triliun.
- Mesir Beli Helikopter Chinook CH-47F Seharga Rp 6,6 Triliun di Tengah Krisis Ekonomi
- Nilai Tukar Rupiah Terus Anjlok, Ekonomi Ingatkan Resesi Telah di Depan Mata
- ‘Indonesia masih Survive Tidak Akan Resesi, Kecuali Sangat Ekstrim Situasinya’
Baca Juga
Berdasarkan laporan dari AFP yang dikutip pada Kamis (23/9), krisis ekonomi yang dialami Sri Lanka semakin buruk dengan pandemi Covid-19.
Sejauh ini sudah ada 12 ribu kematian akibat Covid-19 di Sri Lanka. Pemerintah berusaha mencari pendanaan asing untuk upaya vaksinasi Covid-19.
Bank Dunia sendiri telah menyatakan komitmen untuk memberikan bantuan keuangan untuk membeli 14 juta dosis vaksin Pfizer.
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menyatakan keadaan darurat dengan tujuan mencegah penimbunan barang-barang penting termasuk beras dan gula.
Menyusul deklarasi darurat ekonomi, Sri Lanka menerima 787 juta dolar AS dari alokasi hak penarikan khusus (SDR) Dana Moneter Internasional (IMF).
- Curhat Jokowi, Pontang-Panting Cari Vaksin Demi Redam Kasus Covid-19: Sangat Mencekam Saat Itu
- Stok Vaksin Covid-19 Kosong, Dinkes Lubuklinggau Masih Menunggu Provinsi
- Mesir Beli Helikopter Chinook CH-47F Seharga Rp 6,6 Triliun di Tengah Krisis Ekonomi