Ancaman resesi global yang potensi menjalar hingga ke perekonomian Indonesia diminta untuk diantisipasi pemerintah. Pasalnya, sejumlah indikator di dalam negeri menunjukan sinyal-sinyal dampaknya.
- Menkeu Sri Mulyani Sebut Jepang dan Inggris Terancam Masuk Jurang Resesi
- Utang, Utang Lagi, Lagi Utang Jadi Ambyar
- Saiful Anam :Saya Sira Jokowi Jangan Terlalu Bernafsu Untuk Membangun IKN
Baca Juga
Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menjelaskan, terdapat sejumlah indikator perekonomian yang telah memperlihatkan potensi terjadinya resesi di dalam negeri.
"Inflasi akan meningkat dari pelemahan rupiah. Jadi ekonomi, kalau suku bunga naik, investasi turun, dan sebagainya itu tidak bisa dihindari," ujar Anthony kepada wartawan, Senin (24/10).
Potensi nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, lantaran The FED masih akan menaikan suku bunga yang sinyalnya belum akan berhenti hingga akhir tahun 2022, semakin terlihat.
Pasalnya, sejumlah ekonom memprediksi kurs rupah terhadap dolar Amerika Serikat pada tahun 2022 ini menjadi rata-rata Rp 14.935 per dolar Amerika Serikat dari asumsi yang dibuat pemeritah di isaran Rp 14.585 per dolar Amerika Serikat.
Oleh karenanya, Anthony memandang perlu pemerintah menyiapkan bauran kebijakan ekonomi yang bisa mempertahankan daya beli masyarakat dalam menghadapi resesi maupun inflasi ini, utamanya untuk mereka yang masuk golonga pendapatan rendah.
"Ini (pemerintah) harus disiapkan jaring pengaman sosial," sambungnya menegaskan.
Di samping itu, dia berpendapat tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diteken Jokowi bakal mempengaruhi inflasi, sehingga berpotensi pada kesempatan kerja masyarakat.
"PHK akan membuat masyarakat, pendapatan masyarakat secara keseluruhan akan drop, daya beli akan hancur," tuturnya.
"Nah inilah yang saya katakan bahwa pemerintah harus menyiapkan kebijakan-kebijakan yang bisa membantu kelompok tersebut," demikian Anthony menutup.
- Indef Prediksi Kabinet Mendatang Bingung Hadapi Ekonomi Global
- Menkeu Sri Mulyani Sebut Jepang dan Inggris Terancam Masuk Jurang Resesi
- Dihantam Krisis Ekonomi, Perdana Menteri Pakistan Malah Sibuk Kunker ke Luar Negeri