Butuh Perhatian Serius Pemerintah, Lapas Klas IIB Martapura Sudah Over Kapasitas dan Tidak Layak

Bangunan Lapas Klas IIB Martapura/Foto: Amizon
Bangunan Lapas Klas IIB Martapura/Foto: Amizon

Keberadaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Martapura, Kabupaten OKU Timur, sangat membantu pemerintah setempat dalam membina warganya yang bermasalah dengan hukum, agar kelak dapat lebih baik dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.


Namun sayangnya, Lapas Martapura saat ini sudah over kapasitas. Sehingga mengalami kendala dalam memberikan pembinaan kepada penghuninya.

Berdasarkan data yang diterima, Lapas Klas IIB Martapura yang bangunannya merupakan peninggalan zaman Belanda tersebut, hanya mampu menampung 188 narapidana. Sedangkan saat ini dihuni oleh 483 tahanan di sel yang hanya berjumlah 62 kamar, alias over kapasitas.

Bukan Cuma itu, letaknya juga sudah tidak strategis yakni berada persis di tepi jalan protokol dalam Kota Martapura, dekat dengan perlintasan rel kereta api dan sangat rapat dengan rumah warga. Sehingga membuat para tahanan dan pegawai Lapas merasa tidak nyaman.

Pihak Lapas Martapura sendiri telah berupaya dari beberapa tahun yang lalu untuk merelokasi atau membangun gedung baru di lokasi yang lebih strategis yakni di Jalan Adiwiyata Simpang Lengot Kota Baru Selatan, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur.

Bahkan, pihak Lapas Klas IIB Martapura telah memiliki lahan sendiri dengan luas sekitar 3 hektare yang sudah bersertifikat. Namun, sayangnya meski sudah beberapa kali mengajukan usulan untuk membangun gedung baru ke Kanwil Kemenkumham Sumsel, belum juga terealisasi.

“Kami juga pernah menyampaikan rencana ini kepada Pak Bupati, kalau tidak salah pada tahun 2020 lalu. Namun belum ada respon,” ungkap KPLP Lapas Klas IIB Maetapura, Fahriyuddin Jusep SAg didampingi Kasubsi Registrasi, H Awardi Andayani SH MM saat ditemui jurnalis RMOLSumsel, di ruang kerjanya, Rabu (20/9).

Bahkan, kata KPLP yang biasa disapa Jusep, pihak Kanwil Kemenkumham Sumsel pernah datang dan mengecek langsung lahan yang disediakan untuk membangun Lapas baru tersebut.

“Pihak Kanwil sudah cek lokasi dan mereka sangat mendukung karena letaknya strategis. Tapi katanya usulan itu belum di setujui. Jadi mau tidak mau kita harus bertahan dengan keadaan dan situasi yang ada saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, dengan kondisi over kapasitas, maka terdapat beberapa permasalahan baik yang dialami oleh para tahanan maupun pegawai. Permasalahan yang dialami para Napi diantaranya, kesehatan dan tempat tidur.

“Satu kamar normalnya diisi oleh tiga sampai lima orang. Sekarang diisi oleh 10 sampai 15 orang. Bayangkan saja bagaimana mereka mau tidur. Jika ada satu saja yang sakit seperti gatal-gatal, maka akan mudah menular ke teman satu kamarnya,” terang Jusep.

Permasalahan lainnya, petugas Lapas mengalami kesulitan untuk melakukan pembinaan dengan maksimal. Sebab, Lapas Martapura tidak memiliki lapangan yang memadai dan hanya ada satu masjid.

“Di sini (Lapas Martapura) juga tidak ada ruangan atau tempat khusus untuk pengunjung yang ingin membesuk keluarganya. Apa lagi kalau menjelang lebaran, kami terpaksa memanfaatkan area teras masjid dan itu juga hanya untuk beberapa orang, jadi harus antri,” bebernya.

“Kalau seandainya pembangunan Lapas baru di Lengot di ACC, di sana juga sudah kita siapkan Lapas khusus untuk perempuan. Karena di Martapura belum ada Lapas perempuan. Jadi kalau ada tahanan perempuan, ya harus dititipkan di pihak kepolisian. Kalau dimasukkan di sini, bisa kacau nanti,” timpal Kasubsi Registrasi H Awardi Andayani seraya guyon.

Menurut Awardi, sela yang ada di lantai bawah Lapas Martapura merupakan sel peninggalan atau warisan zaman Belanda yang sudah berusia ratusan tahun. Namun, seiring waktu dilakukan rehab dengan menambah beberapa ruangan di bagian depan dan lantai dua.

“Selnya warisan belanda, sudah ratusan tahun. Memang pernah ditingkatkan menjadi dua lantai. Sekarang tidak bisa lagi karwna kondisi lahan tidak memungkinkan. Lapas kita ini dikelilingi rumah warga, artinya dari sisi keamanan juga rentan,” ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya sangat berharap pembangunan Lapas baru untuk tahanan pria dan khusus wanita tersebut bisa terealisasi.

“Mudah-mudahan ada perhatian dari Kemenkumham atau pemerintah dan segera dibangunkan gedung baru. Supaya kita bisa memiliki Lapas yang layak, sesuai dengan tujuan Lapas yakni memanusiakan manusia,” pungkasnya.