Indonesia berpotensi kembali mengalami fase krisis beras. Jika masa tanam pada musim panen hanya menghasilkan beras di bawah 2,5 juta ton, maka Indonesia berpotensi alami krisis beras fase kedua.
- Jelang Pemilu 2024, Waspada Ancaman Politik Identitas dan Resesi Global
- Pemilu 2024, Perindo Sumsel Targetkan Dua Kursi di DPR RI
- Istri Ganjar Akan Hadiri Debat Pilpres Perdana Besok
Baca Juga
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang dikutip Selasa (5/3).
"Fase krisis kedua ini tergantung tanam Maret dan April. Masih tanam di atas 1 juta hektar, maka bulan 7 kita tetap masih punya beras di atas 2,5 juta ton," kata Arief.
Indonesia sendiri sebelumnya diklaim telah berhasil melewati krisis beras dengan harga yang melambung tinggi, namun produksi dalam negeri menurun.
Untuk itu, kata Arief pemerintah harus segera bersiap agar ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dalam kondisi aman.
Menurutnya, hal tersebut bisa dilakukan dengan menyerap hasil panen Maret-April apabila telah melampaui kebutuhan dalam negeri.
"Maka pemerintah sudah bersiap dengan CBP-nya karena Juli hingga akhir tahun, awal tahun menjadi masa pemerintah melakukan intervensi. Caranya dengan panen, serap, panen, serap," pungkasnya.