Bangun Jalan Swadaya, Petani Ataran Matang Basung Minta Dibangunkan Jalan Usaha Tani

Aktivitas petani di ataran Matang Basung, Desa Gunung Agung, Kecamatan Semende Darat Tengah, Muara Enim. (Novianysah/RmolSumsel.id)
Aktivitas petani di ataran Matang Basung, Desa Gunung Agung, Kecamatan Semende Darat Tengah, Muara Enim. (Novianysah/RmolSumsel.id)

Petani di ataran Matang Basung desa Gunung Agung Kecamatan Semende Darat Tengah (SDT) minta pemerintah untuk membangun jalan usaha tani.


Diketahui dataran tersebut menghasilkan berbagai jenis tanaman Hortikultura seperti Tomat, Bawang, Sawi, Kentang, Kacang dan lainnya.

Ataran Matang Basung terdiri dari kurang lebih 25 Bidang kebun dengan kebutuhan askes penunjang jalan sepanjang 1 Kilometer.

Masyarakat petani di ataran tersebut telah melakukan pembangunan jalan secara swadaya sepanjang kurang lebih swadaya 100 meter, dibutuhkan sekitar 900 meter lagi untuk membuat aktivitas di kawasan pertanian tersebut maksimal.

Sebagai daerah yang menyandang kawasan agropolitan tentu menjadi hal yang sangat miris ketika masyarakat atau petani membangun jalan masih dengan cara swadaya.

"Pemerintah dalam hal ini dinas terkait diharapkan memberikan dukungan maksimal dalam mewujudkan kesejahteraan petani, sehingga petani lebih mandiri dengan ekonomi yang berkecukupan," ujar Evra Jaya saat dibincangi kantor Berita RMOLSumsel di kebunnya, Minggu (20/8).

Kurang lebih 10 tahun fokus di dunia pertanian, Evra bersama petani lainnya telah merasakan banyak suka duka dalam mewujudkan mimpi menjadi petani yang mandiri dan sukses.

Salah satunya, kata dia, mengenai fasilitas penunjang yaitu jalan yang layak menuju ke area perkebunan, dikatakannya karena sulitnya akses jalan masyarakat mengalami banyak kejadian seperti kendaraan terguling, masuk parit dan yang lainnya.

"Sehingga mau tidak mau masyarakat berupaya membangun dengan cara swadaya, tentunya membangun dengan cara swadaya tidak bisa langsung jadi karena kekuatan dana tidak sebanding dengan apa yang bisa diupayakan pemerintah," katanya.

Aktivis Gerakan Masyarakat Peduli Semende Raya (GMPSR), Karnadi menyayangkan sejak 2012 lalu dicanangkan sebagai kawasan Agropolitan belum ada upaya serius pemerintah untuk mewujudkan itu.

Beberapa perwakilan masyarakat pada Juni 2023 lalu, sempat melakukan audiensi terkait pengembangan kawasan pertanian di kecamatan Semendo Raya dengan Plt Bupati Muara Enim Ahmad Usmarwi Kaffah.

"Kami sudah bahas dan sampaikan kepada Bupati untuk mengembalikan martabat petani pada posisinya, dengan memperhatikan pembangunan di kawasan tersebut faktor penunjang yang paling penting saat ini adalah jalan, baik jalan utama ataupun jalan usaha tani," katanya.

Agropolitan itu jangan jadi semboyan belaka, kata dia pemerintah jangan terus-terusan beralasan, jangan ikut panen saja, buktikan bahwa pemerintah tidak menggantung harapan petani untuk menjadi maju dan berdikari, dirinya meminta pemerintah membangun jalan secara maksimal dan layak.

"Semendo memiliki kekayaan alam yang tidak kalah dengan daerah lain, bahkan lebih, malulah dengan pemerintah daerah lainnya yang lebih bersemangat, jangan ada cerita tikus mati di lumbung padi untuk di Kabupaten Muara Enim," tegasnya.

Kalau tidak serius, dirinya memastikan akan turun aksi karena negosiasi dan audiensi sepertinya sudah tidak memiliki makna yang istimewa untuk kalangan petani, berikan petani-petani kejelasan bukan harapan.