Meningkatnya ancaman Korea Utara dijadikan dasar latihan trilateral dua hari antara Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS), dan Jepang, yang digelar di perairan selatan Semenanjung Korea mulai Senin (3/4) waktu setempat.
- Malaysia Yakin Kerja Sama dengan Indonesia Bakal Berkembang di Era Prabowo
- Tragedi Perang 5 Hari 5 Malam di Palembang, Dikemas Dalam Parade dan Teatrikal
- Hutan Kebakaran, 13.000 Penduduk Kanada Dievakuasi
Baca Juga
Manuver bersama ketiga negara mengikuti tindakan provokatif Pyongyang, seperti pembukaan hulu ledak nuklir taktis Hwasan-31 minggu lalu dan uji coba drone serangan nuklir bawah air Haeil beberapa hari sebelumnya.
"(Latihan anti-kapal selam) diatur untuk meningkatkan kemampuan respons Korea Selatan, AS dan Jepang terhadap ancaman bawah laut Korea Utara yang semakin maju, termasuk dari rudal balistik yang diluncurkan kapal selam," kata Kementerian Pertahanan Korsel dalam siaran persnya, seperti dikutip dari Yonhap.
Kementerian mengatakan, Korsel mengerahkan kapal perusak utamanya, Yulgok YiYi, Choe Yeong dan Daejoyeong, serta kapal pendukung tempur Soyang, sementara AS mengirim kapal induk dan dua kapal perusak, USS Wayne E. Meyer dan USS Decatur. Jepang memobilisasi kapal perusak JS Umigiri.
"Latihan anti-kapal selam akan fokus pada peningkatan kemampuan negara untuk mendeteksi, melacak, berbagi informasi dan mengalahkan" ancaman bawah air Korea Utara," kata kementerian tersebut.
Menurut keterangan, selama segmen pencarian dan penyelamatan, mereka berencana untuk mempraktekkan pertolongan pertama dan prosedur darurat lainnya bagi mereka yang mengalami kecelakaan laut.
- AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
- Ukraina Hadapi Ancaman Penghentian Starlink dari AS
- Kekalahan Indonesia dari Jepang Bikin Shin Tae-yong Tertekan