Angka Kemiskinan OKU Diklaim Menurun Sepanjang 2022

Kepala BPS OKU, Mukti Riadi saat melakukan Audiensi dengan Penjabat (Pj) Bupati OKU Teddy Meilwansyah di pendopo rumah dinas Bupati OKU, Rabu (28/12). (RmolSumsel.id)
Kepala BPS OKU, Mukti Riadi saat melakukan Audiensi dengan Penjabat (Pj) Bupati OKU Teddy Meilwansyah di pendopo rumah dinas Bupati OKU, Rabu (28/12). (RmolSumsel.id)

Angka kemiskinan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan diklaim menurun sepanjang tahun 2022.


Klaim itu disampaikan langsung oleh Kepala BPS OKU, Mukti Riadi saat melakukan Audiensi dengan Penjabat (Pj) Bupati OKU Teddy Meilwansyah di pendopo rumah dinas Bupati OKU, Rabu (28/12).

Mukti menjelaskan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten tersebut saat ini sedang mengalami kenaikan. Sementara, angka kemiskinan mengalami penurunan.

Berdasarkan catatan BPS OKU, IPM OKU pada tahun 2022 mencapai 70,24 tumbuh 0,83 persen  atau meningkat 0,64 poin  dibandingkan capaian tahun 2021.

Peningkatkan ini menjadikan IPM OKU berada pada level atau kategori tinggi.

“IPM itu dibagi menjadi beberapa kategori, 70 kebawah itu disebut kategori sedang, 70 keatas disebut kategori tinggi, di tahun 2022 ini IPM OKU mencapai 70,24 artinya sejak berdirinya Kabupaten OKU ini baru pertama kali inilah pembangunan manusia di OKU berpredikat tinggi,” kata Kepala BPS OKU Mukti Riadi.

Peningkatan IPM di OKU ini dibarengi dengan penurunan angka kemiskinan di OKU, disebutkan Mukti persentase penduduk miskin di OKU pada tahun 2021 tercatat 12,26 persen, pada tahun 2022 angka ini turun menjadi 11.61 persen.

“Dalam kurun 1 tahun terakhir, angka kemiskinan OKU turun sebesar 1,01 persen,”ujarnya.

Menurut Mukti, memberantas atau mengurangi penduduk miskin itu bukanlah hal yang sederhana atau semudah membalikan telapak tangan. Sehingga, penurunan angka kemiskinan mencapai angka 1 digit lebih merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa.

“Hal ini juga diikuti oleh variasi lain yang direferensikan kedalam angka kemiskinan juga mengalami penurunan, variasi angka kemiskinan semakin mengecil yang menunjukan bahwa jika diberikan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat, dalam memutus mata rantai kemiskinan di OKU akan bisa lebih efektif,”jelasnya.

Pada masa pandemi Covid 19 kemarin, diakui Mukti semua daerah mengalami shock, Ekonomi turun begitu juga pembangunan manusia yang terefleksi dari beberapa sektor khususnya kesehatan.

Menurut Mukti, ada 3 komponen pembentuk IPM, pertama dimensi kesehatan, kedua Pengetahuan atau Pendidikan dan yang ketiga adalah daya beli atau ekonomi. Ketika terjadi pandemic tentunya dimensi kesehatan mengalami gangguan yang terjadi secara massif.

“Tapi jika kita lihat data pandemic mulai terjadi diakhir tahun 2019 IPM OKU masih meningkat dari tahun 2018, 2020 puncak terjadi pandemic IPM kita turun kemudian recovery situasi menjadi baik pada tahun 2021 meningkat 69,60 dan melejit di tahun 2022 dengan Predikat Tinggi, dan ini pertama kali selama OKU berdiri,” tandasnya.

Sementara itu PJ Bupati OKU, Teddy Meilwansyah mengatakan  pencapaian ini merupakan kerja keras dari seluruh pihak termasuk dukungan dari masyarakat.

“Pencapaian ini sangat luar biasa. Artinya program-program kerja kita tahun ini bisa dikatakan tepat sasaran dan memberikan dampak yang cukup positif dirasakan oleh masyarakat,” kata Teddy.

Menurut Teddy, pihaknya melakukan hal- hal ringan namun bermanfaat untuk masyarakat seperti pembagian bibit tanaman yang dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan rumah.

“IPM Kita meningkat dengan Predikat Tinggi dan ini pertama kalinya terjadi di OKU, kita wajib mensyukuri hal ini semoga kedepan IPM OKU semakin meningkat dan angka kemiskinan di OKU terus menurun,” harapnya.