Anggaran Infrastruktur Sumsel Turun 50 Persen, Ini Penyebabnya

Gubernur Sumsel Herman Deru meresmikan pembangunan infrastruktur di Kota Prabumulih beberapa waktu lalu. (Ist/rmolsumsel.id).
Gubernur Sumsel Herman Deru meresmikan pembangunan infrastruktur di Kota Prabumulih beberapa waktu lalu. (Ist/rmolsumsel.id).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel telah mengalokasikan dana cukup besar dalam dua tahun terakhir untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Namun, tahun ini anggaran infrastruktur mengalami penurunan sekitar 50 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.


Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang (PUBM-TR) Sumsel, Darma Budhy mengatakan, anggaran untuk infrastruktur jalan dan jembatan di dinasnya tahun ini hanya mencapai Rp787 miliar. 

Anggaran tersebut jauh lebih kecil dari tahun lalu mencapai Rp1,5 triliun, termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp148 miliar, SMI Rp285 miliar dan sisanya APBD. "Tahun ini memang ada penurunan. Karena, kegiatannya juga turun," kata Budhy saat dibincangi, Senin (3/1). 

Budhy menerangkan, tahun ini kegiatan di Dinas PUBM-TR Sumsel hanya sebanyak 79 paket kegiatan. Rinciannya, 69 paket jalan dan 10 jembatan. Jauh berkurang dari jumlah paket kegiatan tahun lalu yang hanya mencapai 81 paket, rinciannya 72 paket jalan dan 9 jembatan. 

"Fokus tahun ini memang pemeliharaan dan perbaikan jalan serta jembatan. Sementara untuk peningkatan dan pembangunan jalan baru kebanyakan sudah selesai dikerjakan dalam dua tahun terakhir," terangnya. 

Menurut Budhy, kondisi kemantapan jalan provinsi saat ini sudah mencapai 95 persen. Kondisi tersebut ditargetkan dapat meningkat di tahun ini. "Target ke depan, membantu dan men-triger kabupaten/kota sembari melakukan pemeliharaan dan melaksanakan kewajiban yang kita miliki," jelasnya. 

Budhy menuturkan, kondisi kemantapan jalan juga bakal terjadi perubahan lantaran pengalihan tanggung jawab 12 ruas jalan kabupaten/kota ke provinsi melalui SK Gubernur perubahan status jalan. 

"Ini tentu akan memengaruhi kemantapan jalan, karena rumus pembagiannya. Bukan karena kualitas jalan buruk, tapi ada beban baru yang harus kami perbaiki," tandasnya.