RS Rabain Tak Pernah Terima Pembayaran Klaim Covid-19

Merebaknya isu bahwa rumah sakit sengaja membuat status pasien Postif Covid-19, jelas-jelas terbantahkan. Setidaknya itu yang terjadi di Kabupaten Muara Enim. Buktinya Rumah Sakit HM Rabain justru hingga saat ini belum pernah menerima Dana Klaim Covid-19. Lantaran klaim yang dianjukan ditolak dengan alasan tidak lengkap.


Direktur RSUD HM Rabain dr H Hendri Yatno SpM mengatakan, hingga detik ini RS HM Rabain tidak pernah menerima Dana Covid-19 dari Pemerintah Pusat.

"Menerima saja tidak, apalagi sampai disangka membuat pasien menjadi Positif Covid-19 agar mendapatkan dana sebagai pemasukan," ujarnya, Jumat (9/10/2020).

RSUD HM Rabain mengajukan klaim untuk bulan maret lalu untuk empat pasien dengan nilai Rp 149.591.800,- namun statusnya tidak bisa dicairkan.

"Alasannya karena tidak ada hasil swabnya atau laboraturium BBLK. Karena dari BBLKnya memang tidak ada secara rinci untuk masing-masing pasien tersebut," ujarnya.

Terlebih beberapa pasien merupakan limpahan dari rumah sakit lain di mana ketika masuk sudah bersatus Pasien Covid-19, tapi tidak disertai hasil swabnya.

"Ya hasil swabnya ada di rumah sakit asal sehingga itu menyulitkan bagi kami," ungkapnya.

Bahkan, kalau tidak bisa dicairkan bisa dikatakan rumah sakit merugi karena perawatan pasien ini tidak dibebankan ke pasien itu sendiri.

"Jadi untuk mendapatkan klaim dari penanganan penyakit lain yang diderita pasien, semisal sakit diabetes, jantung dan lain lain di mana klaim diajukan ke BPJS kesehatan," bebernya.

Karena ditolak tentunya direvisi kembali Klaim Dana Covid-19 itu. Hanya saja pihak rumah sakit sudah terlalu lelah dan kecewa terkait hal ini.

"Ya nantilah kita ajukan kembali, yang jelas saat ini kita yang utama komitmen untuk menangani Covid-19 khususnya di Kabupaten Muara Enim," tuturnya.

Berkaitan dengan Covid -19, jumlah kunjungan pasien sejak Maret turun drastis berkisar 75-80 persen hingga saat ini.

"Ya sekitar itulah, jadi jumlah pemasukan itu hanya sekitar 20-25 persen, bila itu dihitung dari pendapatan," ungkapnya.

Sehingga, untuk operasional saja sebenarnya tidak mencukupi dari pendapatan yang ada, tapi hingga saat ini masih berusaha sekuat tenaga untuk semaksimal mungkin melayani pasien.

"Beruntung Pemkab Muara Enim selalu membantu memberikan dana sehingga bisa tetap bertahan, kalau tidak bisa roboh kita," tukasnya.[ida]