Presiden sudah mengumumkan target pertumbuhan ekonomi bangkit ke angka 5,5 persen. Namun hampir dipastikan target itu tidak akan bisa terwujud, jika kementerian dan lembaga tidak segera melakukan percepatan penyerapan anggaran.
- Massa Amin Lampaui Kapasitas, JIS Ditutup
- APBN jadi Jaminan Proyek Kereta Cepat, Piter Abdullah: Jangan Mau Didikte China
- Ingin Menangkan Pilpres, Airlangga Minta Setiap Caleg Golkar Raih 20 Persen Suara
Baca Juga
Anggota Komisi XI DPR RI Jon Erizal mengatakan, untuk mewujudkan target di 2021 maka harus dimulai dari 2020. Artinya, laju ekonomi yang minus 5,3 persen di kuartal II 2020 harus menjadi alarm.
“Kalau kondisi seperti itu tidak cepat diatasi kita bisa minus lagi, nanti resesi. Ingat kuartal ketiga sudah berjalan,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (16/8/2020).
Bagi politisi PAN itu, hal terpenting saat ini bukan membicarakan mengenai apakah Indonesia akan masuk ke jurang resesi. Melainkan dorongan agar pemerintah cepat menyerap anggaran secara tepat sasaran.
“Yang paling penting bukan menyampaikan resesi atau tidak resesi, tapi aksinya yang penting. Bagaimana cepat-cepat serapkan anggaran yang sudah dijalankan cepat dan ekstra normal. Enggak bisa lagi dijalankan as usual. Harus betul-betul cara yang cepat dan tepat sasaran. Tapi harus dilakukan,” katanya.
Jika pemerintah masih belum juga menyerap anggaran secara maksimal, maka tidak menutup kemungkinan di kuartal III 2020 bahkan hingga tahun depan akan resesi.
“Sekarang sudah mulai bulan Agustus, ini seberapa besar realisasinya. Yang kita khawatirkan penyerapannya masih kecil. Nah itu akan berdampak kita minus lagi,” tandasnya.[ida]
- KPU Sumsel Bakal Dirikan TPS Perbatasan, Termasuk di Tegal Binangun
- Tidak Masalah Sandiaga Uno Masuk Tim Pemenangan Menantu Presiden
- PKS Raih 46 Kursi di DPRD Kabupaten Kota Seluruh Sumsel